JAKARTA - PT Pertamina akhirnya menarik tabung elpiji ukuran 3 kilogramWakil Presiden Boediono yang mendapat laporan itu mengatakan, tabung yang ditarik perusahaan plat merah itu berjumlah 2 juta tabung dan akan digantikan dengan tabung baru berkualitas standar nasional Indoensia (SNI)
BACA JUGA: BI Usulkan Pembentukan Dewan Pengawasan Otonom
Langkah tegas BUMN dilakukan akibat maraknya ledakan gas di masyarakat, khususnya tabung melon
BACA JUGA: Darmin Tegas Tolak OJK
Mekanismenya, menurut Boediono, tabung yang masuk lagi ke Pertamina yang akan diisi ulang dicek kondisinya secara insentif
BACA JUGA: Petani Cengkeh Minahasa Selatan Menjerit
Jika ditemukan ada tabung yang tidak layak pakai, maka akan diganti dengan yang baruLangkah ini bertujuan untuk mengamankan aspek tabung dan hal lainnya“Ini akan berlangsung, kalau tidak memenuhi syarat akan ditarik,” tuturnya.
Di samping itu, jelasnya, hingga saat ini penggantian selang dan regulator yang dilakukan Pertamina masih akan terus berjalanBoediono mengatakan bahwa proses pergantiannya sedang berjalan dan akan dilakukan sampai tingkat kelurahan“Sekarang memang banyak yang masih di agen-agen harus datang ke sanaTetapi sudah dimulai oleh Pertamina dengan membawa ini sampai kepada lokasi kelurahan atau tempat penyuluhan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan sama Boediono juga meminta Pertamina untuk terus meningkatkan kesiapan dan kesigapan dalam mengawasi peredaran tabung gas elpiji, agar tidak lagi terjadi ledakan yang memakan korban“Saya melihat Pertamina sudah siap dan sigap melakukan pengawasan distribusi tabung gas, tapi saya minta untuk terus meningkatkan kesiapan dan kesigapan,” terangnya
Meski demikian guru besar ilmu ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu juga mengakui adanya disparitas harga antara gas ukuran 3 kilogram dengan 12 kilogram, yang menjadikan maraknya oplosan oleh pihak tidak bertanggungjawabLaporan lain yang diperoleh adalah mengenai dilakukannya sosialisasi langsung kepada masyarakat mengenai perawatan dan penggunaan tabung gas dengan aman dan baik
Untuk itu, Pertamina telah membentuk tim kecil melakukan sosialisasi bekerjasama dengan Kemenetrian Kesra, Kementerian ESDM serta Kementerian Dalam Negeri“Sosialisasi juga dilakukan oleh ibu-ibu PKK dan pihak lain untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat sampai tingkat kelurahan,” katanya
Sementara Manager Media PT Pertamina, Wianda A Pusponegoro, mengatakan tujuan kedatangan Boediono adalah meninjau crisis center Pertamina yang memfasilitasi Satgas Penanganan Ledakan Elpiji“Jadi tugasnya resosialiasi pemakaian elpiji yang benar, penanganan korban, serta operasional untuk mengawasi distribusi tabung elpijiPengaduan juga termasuk, kita akan tindaklanjuti apabila mendapatkan informasi, setiap hari ada dua shift,” ujarnya
Menurut Wianda, Sabtu dan Minggu, Crisis Center ini tetap bekerja memonitor pengaduan dari masyarakat dan siap langsung terjun ke lapangan jika ada kecelakaan atau ledakan elpiji(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Akan Naikkan Harga Elpiji Bersubsidi
Redaktur : Tim Redaksi