“Produksi kami terus meningkat
BACA JUGA: Pemerintah Harus Kritisi Gerakan Anti Tembakau
Yang menurun itu dari contractor production sharing (KPS),” ujar Dirut Pertamina Karen Agustiawan dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta.Di hadapan Komisi VI DPR, Karen menegaskan, dalam soal penurunan produksi minyak 2010, posisi Pertamina itu bukanlah sebagai regulator
BACA JUGA: Goodyear Capai Lonjakan Laba Hampir 15 %
Kenapa produksi 965 ribu bph dan kenapa tidak satu juta bphPertamina memang selalu optimistis dalam mencapai target produksi
BACA JUGA: Apconex 2010 Sepakati SID
Pada 2009, ketika hampir seluruh KPS produksinya turun, Pertamina justru meningkatProduksi minyak Pertamina 2009 sebesar 171,9 ribu bph atau mengalami kenaikan 14 persen bila dibanding 2008 sebesar 150,2 ribu barelPeningkatan produksi 2009 dipicu oleh pertumbuhan di PT Pertamina EP di Sukowati, Tambun , Limau dan PolengSelain itu juga dari Pertamina Hulu Energi, Cepu, dan akuisisiDengan posisi produksi 178 bph pada kuartal pertama 2010, produksi minyak Pertamina naik secara signifikan.Masalah produksi minyak nasional ini mencuat, setelah BP Migas mengumumkan produksi Migas 2010 berada di kisaran 917 ribu – 965 ribu bph pada 2010Sebagaimana dijelaskan Kepala BP Migas Raden Priyono dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI (19/4), angka 917 ribu bph merupakan angka realistis untuk menjamin kepastian penerimaan negara. Namun pernyataan Priyono dikoreksi Tim Pengawasan Peningkaan Produksi Minyak dan Gas Bumi (TP3M). Menurut Wakil Ketua TP3M Rudi Rubiandini, produksi pesimistis minyak mencapai 938 ribu bph dan optimis 994 ribu bph, sehingga produksi minyak nasional rata-rata bisa mencapai 970 ribu barel bph.
Pemerintah dan DPR dalam pembahasan APBN-P kemudian menyepakati target lifting minyak sebesar 965.000 bph. “Buat saya , angka 965 bph itu terukur, kalaupun meleset nggak akan besar, tidak akan mencapai 10 barel,” jelas Menko perekonomian Hatta Rajasa beberapa waktu lalu. Meskipun ia mengingatkan meleset 10 ribu barel saja defisit buat penerimaan bisa mencapai Rp 3 triliun.
Untuk mendukung target pemerintah, Pertamina terus menggenjot produksi minyaknyaBagi Pertamina, menggenjot produksi bukan sekadar mengejar keuntungan, melainkan untuk menjamin suplai. Karena itu, Pertamina selalu berusaha mengembangkan metode EOR (Enhanced Oli Recovery ) untuk mengoptimalkan produksi sumur-sumur minyaknya.(rm/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BFI Fokus Pengembangan Bisnis
Redaktur : Auri Jaya