jpnn.com, LOMBOK - Pertarungan politik Pilkada 2018 Lombok Barat (Lobar) diprediksi bakal menjadi yang terbaik sepanjang sejarah perpolitikan di bumi Patuh Patut Patju.
Pengamat Politik NTB dari IAIN, Agus menyatakan pertarungan politik 2018 akan sangat menarik. Karena banyak generasi muda bermunculan, disamping tidak ada figur sentral.
BACA JUGA: Pilkada di Provinsi-provinsi Besar Jangan Sampai seperti Jakarta
"Sangat berbeda dengan Pilbup Lobar tahun 2013,” ujar Agus kepada Lombok Post (Jawa Pos Group) kemarin.
Ia melihat tidak adanya figur sentral ini akan menyebabkan banyak pemain-pemain baru merasa percaya diri untuk memenangkan pertarungan. Lebih leluasa dalam melakukan gerakan politik dengan turun sosialisasi memenangkan Pilkada.
BACA JUGA: Jarot Bakal Maju di Pilgub Kalbar?
Selain itu, ia juga menilai masa penjajakan antara bakal calon dengan partai politik (Parpol) akan berlangsung alot. Begitu pula dengan antar sesama parpol tidak akan mudah. ”Ini yang menarik,” katanya.
Situasi ini juga yang menyebabkan, siapa pun yang berniat maju akan mempunyai kesempatan yang sama untuk menang. Kendati demikian, ia tidak menapik jika biasanya dalam Pilkada langsung oleh rakyat, posisi petahana selalu diuntungkan.
BACA JUGA: Keras! Sanksi Pelaku Politik Uang di Pilkada 2018
Menurutnya, petahana menguasai sumber daya politik, khususnya anggaran, birokrasi, dan jaringan sosial politik. Namun ketika ada banyak kandidat bermunculan, maka disinilah rintangan yang seringkali tidak mudah dilalui dengan nyaman oleh petahana.
"Semakin banyak calon, semakin menarik,” tandasnya.
Sejauh ini beberapa nama mulai muncul ke permukaan. Selain bupati petahana H Fauzan Khalid, beberapa nama yang diprediksi maju antara lain putra sulung mantan bupati H Zaini Arony, Naufar F Farinduan, kontestan Pibup 2008 Lobar HL Sajim Sastrawan, Ketua DPC Hanura Lobar Haerul Anwar, anggota DPRD NTB HL Pattimura Farhan, mantan Ketua DPRD NTB Umar Said, dan Ketua DPRD Lobar Hj Sumiatun.(zen/r5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Usung Ahok Lagi? Pengamat: Keledai Saja Tak Mau Jatuh Dua Kali
Redaktur & Reporter : Friederich