JAKARTA — Usai memberikan pidato yang berisi teguran keras pada parpol koalisi yang ‘nakal’, Presiden SBY langsung menggelar pertemuan tertutup di Wisma Negara, Jakarta, Rabu (2/3) malamPertemuan tertutup tersebut diyakini guna membahas kelanjutan nasib koalisi
BACA JUGA: Mangindaan : Ada Pengkaburan Fungsi LPNK
Terlihat diantaranya jajaran menteri yang berasal dari Partai koalisi, seperti Andi Malaranggeng (Demokrat) dan Muhaimin Iskandar (PKB)
BACA JUGA: Menteri Sosial Berganti, Penanganan Kemiskinan Statis
Sempat beredar isu, kedua partai yang dinilai sering bersebrangan dengan koalisi ini memang sengaja tidak diundang.Kepada wartawan, Staf Khusus Presiden Bidang Politik Daniel Sparingga semula membantah mengenai adanya pertemuan yang digelar oleh Presiden SBY tersebut
"Mungkin, tapi saya tidak mengikuti jadwal Presiden
BACA JUGA: Status PNS Tak Harus Diberhentikan
Saya tidak tahu (ada pertemuan), masih belum dengarSoal reshuffle tentu itu dampak sederhana dari perubahan konfigurasi (koalisi)," kata Daniel.Namun dari pantauan JPNN, pertemuan yang digelar antara SBY dengan jajaran partai koalisi, mulai terlihat sejak pukul 16.00 WIBHingga pukul 19.00 WIB, pertemuan masih berlangsung di Wisma Negara yang masih satu lingkungan dengan Istana Negara tersebut.
Daniel hanya berani mengatakan, bahwa Presiden SBY memang telah mengutus Mensesneg Sudi Silalahi, untuk menjalin komunikasi intensif dengan para menteri yang berasal dari Parpol koalisiNamun tidak semua Parpol, melainkan Parpol koalisi yang dinilai bermasalahNamun Daniel tidak mengungkapkan nama Parpol dimaksud.
"Pak Sudi Silalahi membawa mandat dari Presiden untuk berkomunikasi dengan menteri-menteri dari partai-partai yang bermasalahDan itu sudah dilakukan,’’ kata Daniel masih tetap tak mau menyebut nama dan kriteria Parpol koalisi yang dinilai bermasalah dimata Presiden SBY.
Daniel hanya mengatakan, tujuan dari Presiden SBY mengutus Mensesneg Sudi Silalahi, agar para menteri yang berasal dari parpol koalisi tetap bisa tenang bekerjaKondisi politik diharapkan tidak menganggu kinerja mereka.
‘’Untuk membuat para menteri yang masuk dalam kategori itu, sadar akan situasi yang rumit, yang tengah dihadapi oleh kabinetDan, mereka diberitahu tentang sifat kerumitannya,’’ kata Daniel.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Minta KPI-RCTI Berdamai soal Silet
Redaktur : Tim Redaksi