Perundingan Damai Afghanistan - Taliban Mundur Satu Langkah

Minggu, 21 April 2019 – 12:47 WIB
Anggota Taliban. Foto: Reuters

jpnn.com, KABUL - Perundingan gencatan senjata antara Afghanistan dengan Taliban akhirnya ditunda. Seharusnya diskusi dua pihak yang berkonflik itu berlangsung akhir pekan ini di Doha, Qatar.

''Jelas waktunya belum tepat,'' ujar Direktur Center for Conflict and Humanitarian Studies Sultan Barakat, Jumat (19/4).

BACA JUGA: Cerita Jokowi soal Perang Suku Berkepanjangan yang Hancurkan Afghanistan

Dua pihak belum sepakat tentang siapa yang seharusnya datang dan berpartisipasi dalam pembicaraan damai tersebut. Pemerintah Afghanistan ingin mengirimkan delegasi dalam jumlah besar. Total ada 250 orang dari berbagai lapisan masyarakat dan perwakilan pemerintah yang akan dikirim ke Qatar. Taliban tak terima.

Kelompok militan yang pernah menguasai Afghanistan itu menyatakan bahwa pertemuan tersebut bukanlah pesta pernikahan atau acara serupa yang bakal digelar di salah satu hotel di Kabul.

BACA JUGA: Fakhria Momtaz Siap Mengajak Taliban Ikut Kelas Yoga

''Diperlukan kesepakatan lebih lanjut untuk menentukan siapa yang akan berpartisipasi dalam konferensi ini,'' tegas Barakat seperti dikutip AFP.

BACA JUGA: Taliban Serang Pasar Buah Langganan Warga Syiah, Banjir Darah

BACA JUGA: Dua Wartawan Afghanistan Tewas Ditembak Gerombolan Misterius

Kegagalan pertemuan di Qatar itu membuat perwakilan AS untuk perdamaian di Afghanistan Zalmay Khalilzad kecewa. Dia sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan Taliban untuk membahas perdamaian.

Pembicaraan damai itu sangat mendesak. Sebab, konflik antara Taliban dan pemerintah Afghanistan tak kunjung usai. Taliban kini menguasai separo wilayah Afghanistan.

Tahun lalu saja, 3.804 nyawa melayang akibat konflik tersebut. Taliban pernah berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001. (sha/c7/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Brutal, Taliban Bantai Ratusan Orang di Markas Intel Afghanistan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler