JAKARTA - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan segera melakukan pembicaraan untuk membahas nasib PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang hingga saat ini masih terkatung-katungKunjungan kerja Menko Perekonomian Hatta Rajasa akhir pekan lalu ke Jepang ternyata belum menghasilkan keputusan.
“Akhir Oktober nanti kami baru memulai perundingan,” ujar Hatta di Jakarta
BACA JUGA: Regulator Harus Bertindak Tegas
Kendati demikian, perundingan itu pun belum masuk ke personal substansialBACA JUGA: Turun, Royalti Tambang Sektor Hilir
Revaluasi aset terus dilakukan untuk memantapkan data pada saat perundinganBACA JUGA: Royalti Tambang Sektor Hilir Dikurangi
Hanya, kata dia, apa pun keputusannya hal itu tetap menyangkut kepentingan nasional.Inalum adalah perusahaan peleburan aluminium (smelter) yang memanfaatkan energi pembangkit tenaga listrik air (PLTA) AsahanKomposisi pemegang saham perusahaan adalah pemerintah Indonesia sebesar 41,1 persen dan Nippon Asahan Aluminium (NAA), Jepang, sebanyak 58,9 persen.
Saham NAA dimiliki Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mewakili pemerintah Jepang sebesar 50 persen dan 12 perusahaan swasta Jepang (50 persen).
Proyek itu mulai beroperasi pada 6 Januari 1976 sesuai Master of Agreement yang ditandatangani pada 7 Juli 1975Kerja sama ini akan berakhir pada 2013(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permintaan Saham IPO KS Rp 8 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi