BATAM - Wakil Ketua DPRD Kota Batam Ruslan Kasbulatov mengungkapkan, ia bersama tiga pimpinan DPRD lainnya, Surya Sardi (Ketua DPRD), Zainal Abidin dan Aris Hardy Halim (Wakil Ketua DPRD) mendapat tawaran dana sosialisasi kenaikan tarif air bersih dari Wakil Presiden Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto, dalam sebuah pertemuan Senin (18/7) laluNamun, Ruslan menolak tawaran itu
BACA JUGA: Ketahuan Selingkuh, SK PNS Ditunda
Hal itu diungkapkan Ruslan di depan buruh yang berdemonstrasi menolak rencana kenaikan tarif ATB di Kantor DPRD Batam, Rabu (20/7)
BACA JUGA: KA Medan-Bandara Kualanamu Gunakan KRL
"Saya mau disuap, namun saya tolak dengan tegas," kata Ruslan.Dalam pertemuan dengan Benny itu, kata Ruslan menuturkan, berlangsung di Kazu, restoran Jepang, di Jalan Raden Patah, Nagoya, Senin (18/7) sekitar pukul 19.00 WIB
BACA JUGA: Walikota Kendari Instruksikan THM Ditutup
Di restoran itu, ternyata sudah ada Surya, Aris, dan Zainal"Saya tak tahu mereka ada di situKaget ya, tapi saya duduk saja, ngobrol biasa sama mereka, sambil memesan makanan," ujar Ruslan seperti dilansir Batam Pos.Saat sedang berbincang dan baru minum teh pesanannya, papar Ruslan, Benny langsung mengemukakan tujuannya bertemu dengan unsur pimpinan Dewan tersebut, yakni memberikan sejumlah uang sebagai biaya sosialisasi kenaikan tarif air oleh DPRD"Saat perwakilan ATB menyatakan itu, saya langsung bentak dan bilang tak mau terimaSaya tolak kenaikan air sampai kapan pun," ujar Ruslan.
Sontak pernyataan Ruslan disambut tepuk tangan dan teriakan dukungan lebih dari 100 pendemo dari SP TSK SPSI dan LSE LEM SPSIMereka mendukung Ruslan supaya tetap tegas membatalkan kenaikan tarif air seperti tujuan mereka berdemo kemarin.
Ruslan yang dikonfirmasi ulang soal pernyataannya itu, setelah demonstrasi bubar, tak mengubah pernyataannyaIa menegaskan, apa yang ia ucapkan benar-benar terjadi dan bukan pernyataan bohong"Upaya penyuapan itu langsung saya tolak, itu duit setan, ngapain saya terimaSaya bahkan bilang ke dia, jangan coba-coba suap saya," ujarnya.
Menurut Ruslan, proses kenaikan tarif air ini rentan penyuapanDia juga merasa bersalah karena langsung menolak pemberian uang suap dari Benny Andrianto tersebut"Maunya saya terima dulu ya, lalu saya foto, terus serahkan langsung ke kejaksaanTapi saya bodoh juga, saya sudah terlalu emosi di situ," ujarnya.
Dia juga mengatakan, sudah mengkoordinasikan upaya penyuapan tersebut ke kejaksaan"Kenaikan air ini rentan penyuapan, mohon dikawal seketat-ketatnya," kata Ruslan.
Dia juga mengatakan, alasannya menolak penyuapan ini, karena dia juga pernah dikaitkan dengan kasus serupa di tahun 2006"Saya tak mau dikait-kaitkan lagi," ujarnya.
Menurutnya, Komisi III yang diberikan tugas mengawasi kenaikan tarif air ini harus tetap tegas menolak, meski status kenaikan memakai formula indeksasi atau pembulatan"Secara teknis, saya percaya Komisi III masih punya nurani," ujarnya.
Ketua DPRD Kota Batam Surya Sardi membantah ikut dalam pertemuan tersebut"Itu pernyataan orang mabuk, saya sudah tahu siapa itu," ujar Surya.
Surya membantah pernah bertemu ATB"Tidak ada itu, apalagi undangan makan-makan dari pihak ATBSaya tak ikut, kita sudah serahkan ke Komisi III mengenai ATB, biar mereka yang handle," ujarnya.
ATB Membantah
Wakil Presiden Direktur PT ATB Benny Andrianto melalui Manager Marketing dan Publikasi Enriqo Moreno Ginting membantah pernyataan Ruslan"Saya sudah telepon Bapak (Benny), dia masih sibuk, dan menyerahkan semua jawaban dugaan suap kepada sayaBapak mengatakan itu tak benar," ujar Enriqo.
"Itu mengada-ada, itu saja kata Bapak," kata Enriqo menambahkan
Tapi apakah ada pertemuan antara Benny dengan pimpinan DPRD" Enriqo menjawab, "Waduh kalau itu saya lupa tanya, tapi setahu saya sih tak mungkin ada pertemuanKalau saya memandang, tidak ada suap menyuap."
Dia juga mengatakan, seharusnya masyarakat tetap fokus pada kenaikan tarif, dan jangan melihat dugaan skandal suap menyuap"Jadi kemana-mana sekarang ini, jangan sampai melebar, sebaiknya kita fokus ke kenaikan saja," ujar Enriqo
Sementara Anton, resepsionis Restoran Kazu mengaku tak hapal, apakah ada pertemuan ATB dengan pimpinan DPRD, pada Senin lalu (18/7) itu"Saya tak hapal tamu-tamu yang memesan tempat untuk makan di siniApalagi pesannya sudah Senin laluSebab, pejabat Batam semuanya rata-rata sering makan di sini," ujar Anton.
Anton mengatakan, pada Senin itu memang ada beberapa pejabat yang sebelumnya pesan tempat di Restoran KazuNamun, siapa pejabat itu dan dari instansi mana dia tak hapal persis(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hitung Kerugian Negara Kasus Bupati Kolaka
Redaktur : Tim Redaksi