Sebuah perusahaan pemasaran digital di Indonesia berencana melakukan penjualan langsung daging sapi dengan sapi dari Australia sebagai andalannya.
Sikumis.com menjual hasil pertanian langsung dari petani ke hotel, restoran, bisnis katering dan konsumen melalui platform online, dengan tujuan untuk mengurangi campur tangan dalam rantai pasokan dan meningkatkan keuntungan bagi petani.
BACA JUGA: Temuan Stiker Neo Nazi Di Canberra
Untuk daging sapi, Indonesia bergantung pada sapi Australia sebagai pemasok rumah potong hewan, karena Indonesia tidak dapat mencukupi kebutuhan daging untuk populasi sebanyak 260 juta orang.
Pendiri Sikumis.com, Edward S Siagian ingin menghubungkan pembeli Indonesia langsung dengan produsen sapi Australia melalui perdagangan ekspor langsung.
BACA JUGA: Partai Hijau Australia Ingin Ganja Dilegalkan
"Orang Indonesia melihat daging sapi Australia sebagai daging sapi kualitas tertinggi ... kami ingin memanfaatkan rantai pasokan ekspor hidup saat ini untuk lebih memasarkan daging sapi Aussie langsung kepada pelanggan," katanya. Photo: Daging sapi Australia masih dianggap kualitas terbaik di Indonesia. (Supplied: Edward S Siagian)
BACA JUGA: Museum Nasional Australia Pamerkan Budaya Islam
"Kami masih ingin ternak untuk didatangkan hidup ke Indonesia dan diberi pakan dan diproses secara lokal [di Indonesia].
"Lalu pelanggan besar kami yang terdiri dari hotel, restoran, dan bisnis katering akan membeli sapi hidup yang dipilih dari situs web, yang kemudian akan dipotong di rumah pemotongan mitra kami."
Sebagai bagian dari strategi pemasarannya, Sikumis.com akan menceritakan asal-usul daging sapi.
"Ketika Anda masuk ke situs web itu akan ada video tentang ternak [katakan] di Northern Territory, menceritakan kisah dari mana daging sapi itu berasal," kata Edward.
"Anda juga akan melihat gambar ternak datang pada pengiriman berikutnya, sehingga Anda dapat memilih hewan mana yang ingin Anda beli."Penjualan daring untuk meningkatkan permintaan ternak Australia
Indonesia adalah pasar terbesar Australia untuk ternak hidup, yang mencapai 700.000 ekor dalam catatan beberapa tahun terakhir.
Namun selama dua tahun terakhir permintaan untuk sapi Australia melemah karena harga sapi yang tinggi di Australia dan mulai masuknya daging kerbau beku India yang lebih murah.
Dengan mayoritas daging sapi yang dijual di pasar basah di Indonesia, di mana daging sapi Australia saat ini sedang dicampur dengan daging kerbau India, Sikumis.com ingin menemukan cara untuk memastikan daging sapi Australia tetap khas di pasar.
"Kami menghormati daging sapi Australia dan kami ingin menyelesaikan masalah ini agar dapat bersaing dengan produk lain karena kami merasa daging sapi Australia masih merupakan premium dan kami lebih memilih itu," kata Edward.
"Saya pikir ini [penjualan online langsung daging sapi Australia] adalah cara untuk memerangi daging sapi non-premium yang telah datang dan mungkin menghentikan pemain baru datang ... seperti Brasil. Photo: Mayoritas orang Indonesia masih membeli daging sapi di pasar basah. (ABC Rural: Lydia Burton )
"Ini akan membantu kami memiliki hubungan yang baik dengan Australia."
Edward berharap dengan menjual daging sapi langsung ke pelanggan besar mereka mampu membeli daging sapi yang lebih mahal.Internet penting untuk masa depan semua pertanian
Menurut Edward "petani akan tertinggal jika mereka tidak online".
"Saat ini kami memiliki 263 juta orang di Indonesia; banyak di antaranya di bawah 30 dan sekitar 140 juta orang memiliki lebih dari satu ponsel dan akses ke internet," katanya.
"Saat ini total nilai konsumsi daging sapi sekitar $5,5 miliar di Indonesia.
"Apa yang kami lakukan adalah memanfaatkan pasar yang berharap menjadi pemain utama dalam dua tahun ke depan."
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Facebook Ganti Aturan Layanan untuk Pengguna Australia