Perusahaan Sawit Diminta Didik Warga Lokal

Kamis, 19 Mei 2011 – 12:51 WIB
NANGA BULIK – Bupati Lamandau Marukan, meminta kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit yang operasional di Bumi Bahaum Bakuba (sebutan Kabupaten Lamandau) agar mengikuti langkah PT Pilar Wana Persada, yang telah mendidik pemuda lokal untuk dijadikan administrator perkebunan.

“Saya sudah instruksikan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) untuk berkoordinasi dengan perkebunan yang ada, agar merekrut pemuda/pemudi lokal untuk disekolahkanSetelah tamat, kemudian direkrut menjadi tenaga profesional perusahaan,” kata Marukan, kemarin (18/5).

Dikatakannya, dengan pola menyekolahkan para pemuda lulusan SLTA ke jenjang perguruan tinggi, dan begitu lulus langsung direkrut menjadi tenaga perusahaan, banyak manfaat yang didapat

BACA JUGA: Pupuk Bersubsidi Hilang di Pasaran

Antara lain, mengurangi pengangguran, memberdayakan warga sekitar kebun, dan perusahaan mendapatkan tenaga yang mengenal wilayahnya dengan baik.

Karena itu Marukan mengharapkan kehadiran investor di Lamandau bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan pemerintah daerah
Disebutkannya, banyak ragam upaya pemberdayaan, salah satunya mendidik warga sekitar usaha menjadi pekerja terampil dan bergabung.

Sementara itu, Bagian Humas PT Pilar, Imanuel Tibian, menjelaskan, potensi masyarakat sekitar perkebunan sangat besar

BACA JUGA: Bergaya Ala Ninja, Demo Tolak Karaoke

Tinggal bagaimana cara mengkoordinasikannya
Dijelaskannya, sejak tahun 2007 lalub perusahaan ini telah merekrut sebanyak lima pemuda lulusan SMA dari desa-desa sekitar kebun untuk di sekolahkan ke jenjang Diploma III (D-3).

“Kelima pemuda tersebut disekolahkan di kampus politeknik Citra Widya Edukasi, Bekasi selama tiga tahun

BACA JUGA: Operasi Ambalat, Kerahkan 4 Sukhoi

Biaya selama menempuh pendidikan ditanggung perusahaan, termasuk uang sakuDan setelah tamat tahun 2010 silam, langsung magang dan per 1 Mei lalu sudah jadi karyawan tetap,” jelasnya di hadapan Bupati Lamandau.

Diungkapkannya, kelima pemuda setelah selesai magang langsung diangkat menjadi asisten dengan gaji Rp 2,5 juta dan tunjangan lokasi Rp 2,1 juta per bulan.  Sehingga total penghasilan Rp 4,6 juta per bulan per orang.

Selain itu, urainya, rekrutmen juga dilakukan tahun 2010 lalu, dimana sebanyak lima orang pemuda disekolahkan menempuh pendidikan jenjang S-1 di Sekolah Tinggi Perkebunan (Stiper) YogyakartaRinciannya, dari Tapin Bini, Sekoban dan Tamiang masing-masing satu orang, serta dari Bakonsu dua orang.

Imanuel menjelaskan, sama seperti sebelumnya, semua biaya kuliah ditanggung perusahaanSetiap orang mendapat uang saku sebesar Rp 700 ribu per bulan“Yang di Stiper Yogya sedang berjalan, dan kita akan rekrut lagi 15 orang untuk disekolahkan ke D-1 Stiper Yogya,” urainya.

Disebutkannya lagi, rekrutmen terhadap 15 orang itu sudah mulai dilakukan, dimana data dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Kabupaten Lamandau sudah masukLangkah berikutnya, tinggal menunggu kedatangan dosen dari Stiper untuk melakukan seleksi.

Rencananya, ke-15 orang rekrutan terakhir akan digabung bersama dengan rekrutan dari Kaltim, sehingga menjadi satu kelas. (eba/ens)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Tolak Gaji Dipotong untuk ZIS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler