Pesan Bamsoet di Webinar Unpad: Pemanfaatan Teknologi Sebuah Keniscayaan

Senin, 30 Agustus 2021 – 18:03 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung kerjasama antara MPR RI dengan Universitas Padjajaran (Unpad) sebagai manifestasi program multipihak atau pentahelix perguruan tinggi dalam bergotong royong membangun negeri.

"Dalam Departemen Hukum Teknologi Informasi Komunikasi dan Kekayaan Intelektual UNPAD terdapat Pusat Studi Cyber Law dan Transformasi Digital yang menjadi pionir pengembangan ilmu cyber law sebagai salah satu ilmu futuristik dalam bidang hukum," kata Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, Senin (30/8).

BACA JUGA: MPR di Usianya ke-76 Tahun, Bamsoet: Selalu di Tengah Rakyat

Dalam acara 'Studium General dan Webinar Cerdas Bertelekomunikasi dalam rangka Dies Natalis ke-64 UNPAD dan Fakultas Hukum UNPAD' yang berlangsung secara virtual, Bamsoet juga menekankan pentingnya menghasilkan sumber daya manusia yang tidak saja berkualitas, melainkan juga berdaya saing.

Khususnya kata Bamsoet, dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 serta menyongsong Society 5.0.

BACA JUGA: Bamsoet Bangga MotoGP Tes Pramusim di Sirkuit Mandalika NTB

Unpad merupakan perintis lahirnya Departemen Hukum Teknologi Informasi Komunikasi dan Kekayaan Intelektual, yang diprakarsai salah satunya oleh Prof. Ahmad Ramli.

Disampaikan, Prof. Ahmad Ramli telah berkiprah belasan tahun dalam pemerintahan dan dipercaya menjadi Ketua Tim Pemerintah dalam pembahasan berbagai Rancangan Undang-Undang (RUU) bersama DPR RI.

BACA JUGA: Bamsoet Desak Pemerintah Berantas Pinjol Ilegal

Mulai dari RUU Hak Cipta, RUU Merek, RUU Paten, RUU Keterbukaan Informasi Publik, RUU Tindak Pidana Pencucian Uang.

Semua RUU tersebut telah berhasil diundangkan.

Turut hadir jajaran rektorat Unpad di antaranya Rektor Rina Indiastuti, Dekan Fakultas Hukum Idris, Kepala Pusat Studi Cyber Law dan Transformasi Digital Fakultas Hukum Tasya Safiranita.

Hadir juga jajaran Kementerian Komunikasi dan Informatika, antara lain Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Ismail, Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Wayan Toni Supriyanto, serta Direktur Pengembangan Pitalebar Marvels P. Situmorang.

Ketua DPR RI ke-20 ini menekankan, telekomunikasi telah menjadi oksigen baru untuk kehidupan.

Kemajuannya tumbuh seiring sejalan dengan tingkat penetrasi internet yang semakin meningkat.

Menurut Internet World-Stats, per akhir Maret 2021, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 76,8 persen, dengan jumlah pengguna internet mencapai 212,35 juta user.

Sebagai pembanding, We Are Social dan Hootsuite tahun 2000 mencatat tingkat penetrasi internet melalui smartphone di Indonesia sudah mencapai 96 persen.

"Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan sebuah keniscayaan. Keterlambatan dalam bertransformasi digital akan membuat bangsa ini terdisrupsi," kata Bamsoet lagi.

Karena itu, kata Bamsoet, sektor hukum harus merespon revolusi digital ini dengan prinsip adaptasi dan legislasi responsif, tetapi tetap berkualitas.

"Bahkan hukum harus dapat menjadi pionir yang mampu menganalisis dan mengatur berbagai hal termasuk perkembangan teknologi yang pesat, selaras dengan konsepsi dan fungsi hukum sebagai alat rekayasa sosial dan ekonomi," tandas Bamsoet.

Dia menjelaskan, seiring pesatnya laju digitalisasi, bisa jadi pelayanan jasa hukum akan semakin mengandalkan mesin-mesin cerdas (artificial intelligence).

Menghasilkan layanan jasa hukum secara lebih taktis, cepat, akurat, dengan biaya lebih murah dibandingkan membayar jasa advokat.

"Sebagai contoh, JP Morgan Chase and Co sejak Juni 2017 telah menggunakan produk artificial intelligence COIN (Contract Intelligence)," papar Bamsoet.

Menurut Bamsoet, mesin pintar yang memiliki kemampuan menganalisa perjanjian kredit dalam waktu singkat dan dengan tingkat akurasi optimal, jauh lebih cepat dari rata-rata waktu yang dibutuhkan seorang advokat untuk mengerjakan hal yang sama.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, perkembangan teknologi secanggih apapun itu, tidak akan pernah mampu mengimbangi literasi kemanusiaan berupa naluri, intuisi, moralitas, budi pekerti dan kebijaksanaan.

"Namun kesadaran ini hendaknya tidak membuat kita merasa berada di zona aman, sehingga menjadi malas untuk meningkatkan kompetensi diri. Kita tidak akan diperbudak oleh kemajuan teknologi, hanya jika kita mau belajar untuk menguasai dan memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut," pungkas Bamsoet.(mar1/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet Ajak Semua Komponen Bangsa Tangguh Hadapi Masa Pandemi


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Tim Redaksi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler