Pesawat N219 Kado Spesial HUT RI, Diterbangkan Pilot Perempuan

Kamis, 17 Agustus 2017 – 06:13 WIB
Pesawat N219 diterbangkan Captain Esther Gayatri Saleh melakukan Uji Terbang Perdana di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Rabu (16/8). Foto: RIANA SETIAWAN /RADAR BANDUNG/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Pesawat N219 dengan mulus mengudara dalam flight test di Bandara Husein Sastranegara Jalan Padjadjaran Nomor 154, Kota Bandung, kemarin (16/8). Seolah ini menjadi kado spesial HUT Kemerdekaan ke-72 RI.

Pesawat hasil pengembangan riset PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) itu terbang sekitar pukul 09.10 Wib.

BACA JUGA: Ormas Katolik: Amalkan Pancasila untuk NKRI yang Berkeadilan

Penerbangan perdana disaksikan Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso, Dirut PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso dan seluruh jajaran direksi dan Dewan Komisaris PTDI.

Selain mencatatkan 20 menit di udara, N-219 juga langsung mendapatkan Certificate of Airworthiness dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasional Pesawat Udara Kementerian Perhubungan.

BACA JUGA: Unik, Makna Penting Jokowi-JK Mengenakan Pakaian Adat

Pesawat berkapasitas penumpang 19 orang itu diketahui terbang melintasi rute di kawasan Batujajar dan Waduk Saguling dengan ketinggian sekitar 10.000 kaki.

Kemarin, juga menjadi momen spesial. Sebab, pesawat tersebut diterbangkan oleh pilot Kapten Esther Gayatri Saleh dan kopilot Kapten Adi Budi Atmoko.

BACA JUGA: Haris Azhar Puji Konsistensi Jokowi Mengabaikan HAM

Pilot Kapten Esther Gayatri Saleh mengaku bangga karena menjadi pilot perempuan pertama yang bisa menerbangkan pesawat N219.

”Yang pasti kita harus berbangga bahwa pesawat ini semuanya buatan anak bangsa,” kata Esther usai mendaratkan Pesawat N219, kemarin.

Mengaku, perasaannya berkecamuk antara rasa bangga dan haru. Sebab, pesawat buatan dalam negeri tersebut diterbangkan oleh dirinya sehari menjelang HUT Kemerdekaan ke-72 RI.

”Bangga sekali. Terlebih ini bertepatan dengan jelang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, kita bisa menghadirkan produk anak bangsa yang semuanya dibuat PTDI,” tuturnya.

Dia mengatakan, tidak menemui hambatan berarti selama 20 menit menerbangkan pesawat tersebut. Bahkan, bagi dia, pesawat itu cukup baik.

Perempuan berambut pendek juga rupanya sudah menyiapkan fisik dan mental jelang penerbangan tersebut. Ini menjadi factor penting karena dia belum pernah menerbangkan pesawat tersebut.

”Saya atau pun kru tentu belum kenal behavior pesawat ini. Kalau pun tahu baru di atas kertas dan itu bisa dikalkulasikan secara teori. Tapi yang paling berat adalah membuktikannya,” urai pemilik 7.000 jam terbang itu.

”Meski begitu, saya percaya karena interaksinya teman-teman sudah bekerja sama dengan baik. Yakin dengan semua persiapan secara data oke, kemudian berangkat,” ungkap anak ketiga dari empat bersaudara itu.

Esther memang menghabiskan setengah dari jam terbangnya itu untuk bertugas sebagai penguji pesawat baru (flight test). Meski penuh risiko, dia mengaku tidak memiliki ritual khusus jelang penerbangan.

”Mental saya siapkan dari mulai take-off sampai landing. Itu saja yang ada di otak saya. Tapi tentu saya harus tetap mengikuti skenario, persis dengan apa yang saya lakukan tadi,” urainya.

Sementara itu, Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan, Keberhasilan flight test N-219 sangat penting artinya bagi PTDI dan bagi industri kedirgantaraan Indonesia.

Sebab, itu merupakan pembuktian bahwa bangsa Indonesia mampu melakukan rancang bangun, testing, sertifikasi sampai produksi hasil karya anak bangsa.

”Tidak ada technical assistance dari bangsa asing. Semua adalah hasil kerja keras olah pikir atau brainware bertahun-tahun dari para engineer Indonesia untuk merancang dan nantinya memproduksi pesawat N219,” ungkap Budi Santoso.

Budi mengatakan, untuk pembuatan pesawat N219 ini akan dilanjutkan juga dengan pembuatan pesawat N-245 yang merupakan perwujudan semangat proklamasi dan mempunyai filosofi tersendiri.

”Saya ucapkan rasa syukur bahwa purwarupa pesawat pertama N-219 telah berhasil melakukan flight test pertama kalinya, bagi saya angka 19 dan 44 dalam N219 dan N245 mempunyai filosofi sendiri,” tandasnya.

Terang dia, pesawat dengan tehnologi yang sederhana ini, menyesuaikan dengan anggaran yang ada.

”Bukannya kita tidak mampu membuat pesawat yang lebih canggih lagi tapi kita menyesuaikan dengan biaya yang ada,” terangnya.

”Semoga ini menjadi cikal bakal lahirnya pesawat yang lebih sederhana lagi,” sambungnya. (pan/rie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Hakim MK Beri Kesaksian di Sidang Bupati Buton


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler