Pesawat Pembawa Nazaruddin Sempat Dipaksa Mendarat

Tiga Kali Turbulensi, Dua Jam Menunggu Izin di Kongo

Minggu, 14 Agustus 2011 – 01:44 WIB
Pesawat pembawa Nazaruddin sesaat setelah mendarat di Bandara Halim Perdana Kusumah, Sabtu (13/8) malam. Foto : Raka Denny/Jawa Pos

JAKARTA - Perjalanan Tim Gabungan yang membawa pulang M Nazaruddin dari Kolombia dengan menggunakan pesawat charter, ternyata tidak semulus yang direncanakanPersoalan administrasi karena hukum yang berbeda di antara negara-negara yang dilewati maupun gangguan alam, ikut menghambat perjalanan tim dalam membawa pulang tersangka kasus suap proyek wisma atlet SEA Games itu.

Ketua Tim penjemput Nazaruddin, Brigjen (Pol) Anas Yusuf dalam jumpa pers di KPK, Sabtu (13/8) menjelang tengah malam, menceritakan kronologis perjalanan membawa pulang Nazaruddin

BACA JUGA: Puluhan Kasus Korupsi Menanti Nazaruddin

Anas memaparkan, pesawat yang membawa pulang Nazaruddin berangkat dari Bogota, Kolombia pada Jumat (12/8) pukul 17.00 waktu setempat atau Sabtu (14/8) pagi Waktu Indonesia Bagian Barat.

Dari Bogota, pesawat sewaan dari Amerika Serikat itu terbang tujuh jam ke Barbados di Kepulauan Karibia
Dari Barbados, pesawat melanjutkan perjalanan ke Dakkar di Senegal

BACA JUGA: Tanpa Didampingi Pengacara, Nazaruddin Diperiksa KPK



Dari Dakkar, sedianya pesawat melanjutkan perjalanan ke Nairobi di Kenya
Namun pesawat jenis Gulfstream buatan Israel dengan 12 seat itu dipaksa berhenti saat melintasi wilayah udara Kongo.

"Kita sempat dipaksa berhenti pemerintah Kongo

BACA JUGA: Giliran Istri Nazaruddin jadi Tersangka Korupsi

Kurang lebih dua jamSaya tanya, ternyata tembusan permit (izin melintasi wilayah udara Kongo) belum sampai," papar Anas.

Selanjutnya, pesawat diizinkan melanjutkan perjalanan ke NairobiDari Nairobi, pesawat melanjutkan perjalanan ke Maladewa, sebuah negara pulau di Samudera Hindia"Dari Maldives (Maladewa), terus ke sini (Jakarta)," papar Anas.

Diungkapkannya pula, karena pesawat yang disewa itu ukurannya kecil maka beberapa kali pula terjebak trubulensi"Jangan bandingkan dengan Boieng 737Perjalanan kita melelahkan, gangguan cuaca tiga kaliKena turbulence," urainya.

Karenanya Anas berharap publik tidak melontarkan beragam spekulasi tak berdasar tentang lamanya perjalanan membawa Nazaruddin pulangAnas mengakui, hambatan di Kongo cukup menyita waktu

"Kita naik pesawat, mau masuk sebuah negara juga harus ada permitKalau nggak ada ya ditembakJadi jangan berasumsi yang aneh-aneh," tandasnya.(gel/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasir Ikut Kawal Nazaruddin ke KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler