Pesawat Pengiring Paus Tergelincir

Minggu, 18 Januari 2015 – 07:24 WIB
Pesawat yang tergelincir di landasan pacu Bandara Tacloban dievakuasi kemarin. Burung besi itu membawa seorang menteri senior dan pejabat keamanan Presiden Benigno Aquino. (Damir Sagolj/Reuters)

jpnn.com - TACLOBAN - Kemarin (17/1), Paus Fransiskus memimpin misa yang disesaki para korban Topan Haiyan sekitar 14 bulan lalu, di Kota Tacloban yang sempat rata dengan tanah.

Tapi, rohaniwan 78 tahun itu terpaksa mempercepat kunjungan karena ancaman Badai Tropis Mekkhala.
 
Dengan mengenakan jas hujan ponco kuning, penerus Paus Benediktus XVI itu menyampaikan homili (kotbah) di hadapan umat. Guyuran deras hujan tidak menyurutkan semangat sekitar 200 ribu warga yang sejak lama mempersiapkan diri untuk mengikuti misa tersebut.

BACA JUGA: Tak Tahan Diuber Pria Kasmaran, Kirim SMS Mengaku Mati

"Sebagian besar dari kalian telah kehilangan segalanya. Saya tidak tahu harus berkata apa," kata bapa suci umat Katolik itu.
 
"Sebagian dari kalian kehilangan keluarga. Yang bisa saya lakukan hanya diam. Tapi, percayalah, saya berjalan bersama kalian meski hati saya hanya bisa diam," lanjut Paus di hadapan umat.

Sebagian besar umat menitikkan air mata saat mendengar kata-kata tokoh yang dianggap sebagai Paus pendobrak kekakuan Gereja Katolik tersebut.
 
Suasana misa yang digelar di sebuah lapangan yang terletak tidak jauh dari Bandara Tacloban itu memang sangat emosional. Para korban Haiyan yang sebagian besar merupakan umat Katolik tersebut menyatakan sangat membutuhkan siraman rohani dari Paus.

BACA JUGA: Nyetir Dua Menit, Sopir Taksi Ini Terima Tip Rp 12,5 Juta

"Paus Fransiskus memang tidak bisa memberikan rumah atau pekerjaan kepada kami. Tapi, dia bisa mendoakan kami," ujar Ernesto Hengzon.
 
Setelah memimpin misa, Paus melakukan santap siang dengan sejumlah tokoh dan pemuka agama setempat. Namun, pemimpin Vatikan itu harus mengakhiri kunjungan sekitar empat jam lebih cepat.

Sebab, badan meteorologi mengabarkan adanya potensi badai tropis yang disertai hujan deras di Tacloban. Setelah bertukar bingkisan, Paus bertolak meninggalkan kawasan tersebut.
 
"Saya minta maaf kepada kalian. Sebenarnya, saya sedih harus melakukan ini. Benar-benar sedih," ujarnya sembari bersiap menuju bandara. Dalam hitungan menit, iring-iringan mobil Paus meluncur ke bandara.

BACA JUGA: Protes Charlie Hebdo di Niger, 4 Tewas 45 Terluka

Di tengah hujan lebat dan angin dingin, dia lantas bertolak kembali ke ibu kota. Sekitar 90 menit kemudian, pesawat yang mengangkut Paus sukses mendarat di Kota Manila.
 
Tidak seberuntung rombongan Paus, beberapa pejabat pemerintah pusat yang menumpang pesawat berbeda harus mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

Pesawat yang dinaiki rombongan yang baru saja mengiringi Paus Fransiskus itu tergelincir saat hendak lepas landas di Bandara Tacloban.

Hidung pesawat masuk ke genangan lumpur. Tetapi, tidak ada korban dalam insiden tersebut.
 
Sementara itu, seorang sukarelawan yang terlibat dalam misa di Tacloban kemarin dikabarkan meninggal dunia. Perempuan yang tidak disebutkan namanya tersebut mengembuskan napas terakhir setelah tertimpa rangka atap baja yang roboh.

Angin kencang yang mengiringi misa kemarin memang menimbulkan kekacauan dan sedikit kepanikan di Tacloban. (AP/AFP/hep/c23/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Prancis Tegaskan Charlie Hebdo Akan Hidup dan Terus Hidup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler