Pesawat Rongsokan Disulap Jadi Hotel "Wah"

Bekas Restoran, Kini Tarif Per Malamnya Rp 5 Jutaan

Minggu, 19 Juli 2009 – 12:46 WIB

Ben Thijssen harus mengeluarkan uang Rp 6,5 miliar untuk mengubah pesawat produksi 1960an menjadi sebuah hotel dengan fasilitas bintang limaDulu jadi penghubung antar negara komunis

BACA JUGA: Keakraban di Rumah Manohara setelah Kedatangan Reiner Noack-Pinot (2-Habis)




INSPIRASI itu datang ketika Ben Thijssen mengunjungi Desa Harbke di Provinsi Saxony-Anhalt, Jerman, tahun lalu
Pengusaha Belanda itu mendapati sebuah bekas restoran yang usang

BACA JUGA: Ketika Ayah Manohara, Reiner Noack-Pinot, Kembali ke Tengah Keluarga (1)

Bukan lokasinya yang menarik perhatian dia, tapi wahana yang digunakan sebagai bekas warung makan itu
Yakni, bekas sebuah pesawat Ilyushin 18.

Yakin bisa memanfaatkan pesawat itu lagi untuk kepentingan bisnis, Thijssen pun segera mengajukan tawaran ke sang pemilik

BACA JUGA: Sudah Jalan Tiga Jam, Bayi Keburu Lahir

Dengan uang sebesar 25.000 euro (sekitar Rp 358,8 juta), Thijssen pun bisa memboyong pesawat bekas tersebut ke Amsterdam, Belanda
Dengan tambahan 450 ribu euro (Rp 6,5 miliar) lagi, bim salabim, jadilah kini pesawat rongsokan buatan era 1960an tersebut sebuah hotel mewah di kawasan Bandara Teuge, di sebelah timur Amsterdam

"Semua fasilitas terbaik dari sebuah hotel ada di hotel ini," kata Thijssen berpromosi, seperti dikutip Daily MailYa, Hotel Honecker itu memang berfasilitas lengkap ala hotel bintang limaIngin bersantai sambil berjacuzi? AdaAtau mungkin membuang lemak dengan sauna? Tersedia jugaTak ketinggalan bar, dapur, televisi layar datar, dan internet nirkabel

Oya, untuk tempat tidur, kokpit telah disulap menjadi sebuah kamar eksklusif dengan interior serba putihMenurut Thijssen, desain kokpit yang menjadi kamar itu tak banyak diubahnyaDi hotel pesawat sepanjang 40 meter tersebut, juga ada ruang pertemuan yang mampu menampung 15 orang sekaligus"Jadi, penyewa bisa menggelar pesta kecil dengan nyaman," kata Thijssen.

 Istimewanya lagi, hotel ini menawarkan sensasi kehidupan di bandaraYa, karena masih berada di kawasan bandara, cukup membuka jendela, pesawat yang naik-turun di Bandara Tauge bisa disimak dengan gamblangCocok untuk mereka yang ingin menikmati fasilitas pesawat mewah, tapi takut terbangNah, untuk bisa menikmati semua fasilitas dan sensasi tersebut, penyewa harus siap merogoh kocek 350 euro (Rp 5 jutaan) per malam untuk dua orang

Lalu, dari mana nama Honecker untuk hotel tersebut berasal? Honecker diambil dari Erich Honecker, mantan presiden Jerman Timur periode 1971 hingga 1989Kekuasaannya berakhir ketika Tembok Berlin runtuh dan Jerman Timur serta Barat melakukan unifikasiPesawat yang jadi Hotel Honecker itu memang punya nilai sejarah tinggiSebelum pensiun mengudara pada 1988, pesawat tersebut merupakan pesawat kepresidenan HoneckerDengan pesawat itulah Honecker menyembangi para kamerad koleganya di negara-negara komunis macam Kuba, Rusia, Tiongkok, dan Vietnam

Seiring lenyapnya Jerman Timur, pesawat itu pun tak terurus dan akhirnya menjadi milik warga Desa Harbke tadiBeruntung Thijssen mampir ke desa ituCitra luks bekas pesawat kepresidenan itu kembali terangkat, meski kini dalam bentuk hotel(war/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pijit Tombol agar Tidak Merasa Dianaktirikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler