Pesawat TNI Jatuh Bukan Karena Masalah Anggaran Semata

Selasa, 09 Juni 2009 – 16:33 WIB

JAKARTA – Kecelakaan beruntun yang melibatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI dinilai tidak semata-mata karena persoalan anggaran semataSebab, terdapat faktor lain diluar persoalan anggaran agar alusista TNI tidak habis karena kecelakaan.

Menurut pemerhati militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuna Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramowardhani, serangkaian kecelakaan pesawat milik TNI AU akhir-akhir ini tidak bisa ditimpakan akibat kebijakan anggaran pemerintahan saat ini saja

BACA JUGA: Ketua BPK: Pemda Jangan Main Api

Berbicara pada sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (9/6), Pramowardhani mengatalan bahwa sejak reformasi bergulir ternyata belum ada pemerintah yang sanggup memberi anggaran cukup pada pos pertahanan 

“Kecelakaan alutsista baik pesawat maupun helikopter militer terjadi tidak bisa diselesaikan dengan hanya menaikkan anggaran,” ujar Pramowardhani dalam diskusi yang mengangkat tema Anggaran Pertahanan dan Kedaulatan NKRI itu.

Lebih lanjut wanita yang akrab disapa dengan nama Dhani ini melihat adanya faktor lain yang turut
Faktor itu adalah perawatan peralatan tempur, manajemen pengelolaan, serta pengembangan skill prajurit TNI.

Karenanya Dhani menyarankan pemerintah memberdayakan untuk Badan Usaha Milik Negara Strategis (BUMNIS) yang dimiliki seperti PT Pindad maupun PT PAL

BACA JUGA: BPK Kritik Pengelolaan Aset TNI yang Amburadul

Alasannya, dengan memberdayakan BUMN strategis maka ketergantungan TNI terhadap alutsista produk asing dapat dikurangi
Selain itu, katanya, persoalan pendanaan dalam pembelian alustista dari BUMNIS lebih mudah diatasi.

Dhani menuding pemerintah dalam pengadaan alutsista selama ini terlalu tergantung pada kredit ekspor

BACA JUGA: MK Perintahkan Pemungutan Ulang di Nisel

Padahal, Indonesia tidak bisa bergantung pada kredit ekspor saja“Kredit ekspor ini bunga yang harus dibayar tinggi, sementara masa pengembaliannya juga harus cepat,” ulasnya.  "Jadi kita tidak bisa bergantung pada kredit eskpor untuk pengadaan alutsista," imbuhnya.

Seperti diketahui, kecelakaan pesawat milik TNI terjadi secara beruntunTerakhir, sebuah helicopter milik TNI- AD jenis Bolcow-105 jatuh di Desa Situhiang, Pagelaran, Cianjur, Jawa BaratKecelakaan itu menewaskan tiga anggota TNISebelumnya, sebuah Hercules TNI AU juga jatuh di Magetan, Jawa Timur yang menewaskan 102 penumpangnyaSedangkan pada awal April lalu, sebuah Fokker 27 TNI AU juga bernasib naas saat hendak mendarat di Lanud Hussein Sastranegara, Bandung.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Departemen Sudah Faham Keuangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler