jpnn.com, KEDIRI - Seorang pendekar dari sebuah perguruan silat di Kota Kediri, Jawa Timur, tewas seusai dianiaya.
Wakapolres Kediri Kota Kompol Dodi Pratama mengatakan pihaknya masih melakukan pengusutan.
BACA JUGA: Ratusan Pesilat Berbuat Rusuh, Tabrak dan Aniaya Polisi
"Kami sudah membentuk tim khusus yang terdiri atas personel satreskrim, intel, Jatanras Polda Jatim bersama-sama menyelidiki perkara ini untuk mengungkap pelaku," kata Dodi, Sabtu.
Dia menjelaskan saat ini pihaknya sudah memeriksa enam saksi dalam perkara penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia tersebut.
BACA JUGA: Polisi Tegas, 28 Pesilat Pembuat Onar Tetap Diproses Hukum
Selain itu, polisi juga memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) untuk mencari bukti lebih kuat.
Penganiayaan itu terjadi pada Rabu (4/10) di Jalan Inspeksi Brantas, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
BACA JUGA: Kronologi Kecelakaan Mengerikan di Exit Tol Bawen yang Menewaskan 4 Orang
Kejadian itu berawal dari korban yang datang bersama dua temannya ke Jembatan Brawijaya, Kota Kediri.
Saat itu, diduga terjadi gesekan antara kelompok korban dengan kelompok lainnya. Gesekan berawal dari tatapan mata yang berujung saling ejek hingga penganiayaan.
Korban diketahui bernama Andan Wisnu Pradana, seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Kediri, yang juga anggota sebuah perguruan silat.
Andan mengalami luka cukup parah akibat kejadian tersebut.
Korban Andan sempat mengalami koma selama dua hari setelah kejadian, hingga dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu pagi.
"Dugaan pelaku empat orang. Dari hasil visum, luka di bagian kepala sehingga menyebabkan pendarahan. Korban koma dua hari dan tadi pagi meninggal dunia, yang pasti karena benturan benda tumpul," kata Dodi.
Sementara itu, Ketua PSHT Cabang Kota Kediri Agung Sediana mendatangi Mapolres Kediri Kota untuk meminta informasi terkait kasus yang menimpa anggotanya.
"Kami menanyakan sejauh mana penanganan kasus yang menimpa adik kami. Korban meninggal dan harapan kami pelaku tertangkap," kata Agung, Sabtu.
Dia menjelaskan situasi di lapangan bisa makin tidak terkontrol apabila pelaku belum tertangkap.
Oleh karena itu, Agung berharap kasus tersebut ada titik terang dan pelaku segera tertangkap.
Dia pun mengimbau seluruh anggota PSHT untuk menahan diri dan tidak perlu datang ke Kota Kediri.
"Tetap tahan diri, jangan datang ke Kota Kediri. Bantu doa kami untuk mengungkap kasus dan pelaku," ujar Agung. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fakta Baru Janda Muda yang Dibunuh Anak Anggota DPR, Ternyata....
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti