Petani Cirebon Didorong Ikut AUTP Cegah Kerugian Akibat Banjir

Minggu, 07 Februari 2021 – 20:15 WIB
Lahan pertanian. Foto ilustrasi: Humas Kementan

jpnn.com, CIREBON - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta pemerintah daerah (pemda) mendorong penyuluh pertanian yang ada di lapangan berperan aktif melakukan sosialisasi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) ke petani.

Salah satunya seperti yang dilakukan Kabupaten Cirebon melalui kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) binaannya.

BACA JUGA: Antisipasi La Nina, Petani Diimbau Maksimalkan Asuransi Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menjelaskan asuransi pertanian sangat diperlukan untuk menanggulangi kerugian sektor pertanian bila disebabkan faktor alam seperti cuaca.

"Itulah pentingnya asuransi pertanian. Asuransi pertanian belum menjadi culture. Tahun depan harus bisa diterapkan seluruhnya," kata Mentan SYL, Sabtu (6/2).

BACA JUGA: 2.856 Hektate Sawah di Kudus Gagal Panen, Pemerintah Akan Bantu Klaim AUTP

Asuransi tersebut juga akan menjadi persyaratan menjadi KUR pertanian.

KUR akan disalurkan kepada gapoktan yang mewajibkan para anggotanya memiliki asuransi pertanian.

BACA JUGA: Antisipasi Puncak Kemarau di September, Mentan SYL Minta Petani Cirebon Menjaga Lahannya

"Oleh sebab itu, petani wajib masuk kelompok tani. Di kelompok tani itu wajib hukumnya dia punya asuransi," pungkas Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan semua petani bisa memanfaatkan program AUTP ini sehingga bisa nyenyak dan tidur dengan tenang kalau lahan sawahnya terkena banjir, kekeringan dan serangan hama.

“Bayar preminya tiap hektare (ha) hanya Rp 36.000 per musim tanam. Jadi, pemerintah masih menyubsidi Rp 144.000 per hektare per musim tanam. Kalau petani sudah menjadi peserta AUTP, nanti bisa melakukan klaim apabila sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT),” kata Sarwo Edhy.

Menurutnya, AUTP merupakan cara Kementan untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT.

“Kami harapkan semua petani padi bisa mendaftar sebagai anggota AUTP. Penyuluh bisa menjelaskan ke petani harga preminya murah dan sangat bermanfaat,” ujarnya.

Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mencatat pada musim tanam rendeng baru sekitar 1.300 hektare dari 41 ribu hektare areal persawahan areal persawahan didaftarkan asuransi pertanian, untuk itu perlu adanya sosialisasi yang tepat.

"Padahal areal pertanian di Kabupaten Cirebon, terutama bagian utara cukup rawan baik ketika musim hujan maupun kemarau," kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Wasman.

Setiap hujan datang, tambahnya, apalagi ketika masuk puncaknya maka dipastikan ada yang terendam banjir. Bahkan data untuk musim tanam rendeng sudah ada 5.888 hektare areal persawahan terendam.

"Dari 5.888 hektare, terdapat 3.143 hektare areal persawahan yang puso dan sisanya bisa diselamatkan," ujarnya.

Namun, kata Wasman, areal persawahan yang puso rata-rata tidak mengikuti asuransi pertanian sehingga para petani harus mengeluarkan biaya lagi untuk tanam ulang.

Karena itu pihaknya juga terus menyosialisasikan kepada para petani agar mau mengikuti asuransi pertanian, di mana preminya pun tidak terlalu mahal yaitu Rp 36 ribu per hektare.

"Premi murah hanya Rp 36 ribu karena sudah disubsidi oleh pemerintah pusat, namun masih banyak yang tidak mendaftar," katanya.

Dia menambahkan manfaat asuransi pertanian bagi petani itu sangat banyak, di mana ketika gagal panen maka pihak asuransi akan mengganti per hektarenya Rp 6 juta. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler