jpnn.com, SOPPENG - Sebanyak 2.861 hektare sawah di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan gagal panen akibat banjir yang menggenangi wilayah tersebut sejak awal Juli 2018. Kondisi tersebut membuat para petani di Soppeng menjerit karena mengalami kerugian sekitar Rp 71 miliar.
“Yang terdampak banjir seluas 2.851 hektare. Jadi luapan Danau Tempe itu dari daerah aliran Sungai Walanae,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kementerian Pertanian, Fitriani di Desa Kessing, Kecamatan Dorri-dorri, Soppeng, Selasa (10/7).
BACA JUGA: FAO Dorong Peningkatan Ilmu dan Mekanisasi Pertanian
Menurut Fitriani, genangan banjir di Soppeng setinggi satu meter sampai dua meter. Banjir ini, menurutnya, sudah menggenangi sebagian wilayah pertanian Soppeng sejak awal Juli 2018.
"Genangan sudah seminggu dan akar (padi) sudah membusuk," kata Fitriani.
BACA JUGA: Segera Bertemu MenPUPR, Mentan: Harus Ada Solusi Permanen
Lebih lanjut, kata Fitriani, banjir ini merupakan bencana musiman kepada petani. Namun, tahun ini, merupakan banjir paling berat. "Terakhir seperti ini 2002," tandas dia.
Pada kesempatan ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berencana mengunjungi lokasi terdampak banjir. Amran akan memberikan bantuan bibit dan benih.(tan/jpnn)
BACA JUGA: Banjir, Petani Wajo Rugi Rp 200 Miliar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan: Indonesia Kembali Ekspor Bawang Merah ke Singapura
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga