Petani Diduga Dibunuh Menantu dan Anak Tiri

Rabu, 26 November 2014 – 07:57 WIB

jpnn.com - PADANG -  Dipicu masalah sepele, seorang petani meninggal setelah enam tusukan bersarang di bagian perutnya. Meski sempat dirawat selama empat hari di RSUP M Djamil Padang, nyawa korban yang bernama Burhan (47) ini tidak tertolong lagi karena luka parah di bagian perut pada Selas (25/11) pukul 00.01 WIB.

Informasi yang dihimpun Posmetro Padang (Grup JPNN.com), aksi penusukan yang mengakibatkan Burhan meninggal tersebut diduga dilakukan oleh menantu dan anak tiri korban sendiri di rumahnya di kawasan Kayu Kalek, Kecamatan Koto Tangah pada Jumat (21/11) lalu.

BACA JUGA: Bupati Saksikan Tujuh Warganya Dicambuk

Menurut Sudirman (45), adik kandung korban saat ditemui di RSUP M Djamil Padang mengatakan, pihak keluarga korban sama sekali tidak mengetahui aksi penusukan yang mengakibatkan meninggalnya Burhan tersebut.

Dia baru diberitahu kalau Burhan dibawa ke RSUP M Djamil Padang pada Jumat subuh dan disebut menderita sakit di usus. Dan pada Minggu (23/11) siang, istri korban yakni Eti (45) juga menegaskan kalau korban ini memang terkena usus buntu dan harus dioperasi.

BACA JUGA: Indospring Bantah Larang Karyawatinya Berjilbab

Mendapat kabar tersebut, dia bersama anggota keluarga yang lain langsung menuju ke RSUP M Djamil. Namun, saat sampai di sana, korban ditemukan tidak sadarkan diri. Masih tidak puas, keesokan harinya sehabis Magrib, Sudirman kembali mendatangi korban di ruang perawatan.

“Saat itulah dia bercerita kepada saya kalau dirinya ditusuk oleh anak tiri dan menantunya di rumah,” jelas Sudirman.

BACA JUGA: Menteri Susi Tak Kantongi Izin Usaha di Pulau Sevelak

Tidak tenang, Sudirman pun menanyai hal tersebut ke dokter tanpa memberitatahu istri korban. Sudirman curiga kalau istri korban sengaja membohonginya dengan mengatakan kalau Burhan akan operasi usus buntu.

“Setahu saya, selama hidup dia tidak ada riwayat sakit usus buntu, ini yang membuat kami heran pak,” ucapnya.

Ternyata, kecurigaan Sudirman pun membuahkan hasil sebab dokter menyebut kalau Burhan terkena enam tusukan di perutnya. Tidak percaya dengan kejadian tersebut, Sudirman pun berusaha mencari tahu lewat anggota keluarga lainnya.

“Istrinya sempat diamkan masalah ini, kami percaya begitu saja padanya jika kakak saya benar-benar sakit perut karena usus buntu, setelah saya dapat keterangan dari almarhum kami langsung desak istrinya untuk mengaku,” ungkap Sudirman.

Akhirnya, pada Selasa (25/11) sekitar pukul 00.01 WIB, Burhan menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit.

“Berdasarkan keterangan dari almarhum dan istrinya, saya langsung melaporkan kejadian itu ke Polresta Padang sekitar pukul 02.00 WIB,” paparnya.

Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M Djamil Padang, Gustafianof menyebutkan, korban masuk ke rumah sakit pada Jumat (21/11) dinihari dan meninggal pada Selasa (24/11) dinihari. Sejauh ini, pihak rumah sakit sudah memberikan perawatan terhadap pasien tersebut.

“Korban mengalami luka enam tusukan di bagian perutnya, setelah dilakukan operasi, korban tidak sadarkan diri dan kondisinya menurun hingga meninggal dunia,” ujarnya.

Meskipun kedua pelaku tersebut saat ini sudah menghilang, pihak keluarga korban berharap kepada polisi agar pelakunya dapat segera ditangkap. Jasad korban rencananya akan dikuburkan di pemakaman keluarga dikawasan Jalan Pasa Lalang, Kecamatan Kuranji.

Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Iwan Ariyandhi mengakui adanya laporan masuk ke Polresta Padang pada Selasa (25/11) dinihari tersebut dalam kasus penganiayaan berat yang menyebabkan korban meninggal dunia.

Dalam kasus ini pihaknya belum mengetahui secara jelas pelaku penganiayaan tersebut sebab pihak keluarga saat melapor hanya mengatakan korban sakit perut karena mengalami usus buntu. Selain itu, kemenakan korban pun ikut melapor setelah korban meninggal.

“Untuk memastikannya, maka kami melakukan autopsi terhadap jasad korban dan mudah-mudahan dari keterangannya dapat diketahui pelakunya,” kata Iwan.

Ditambahkannya, saat ini istri korban juga sudah diperiksa intensif oleh Unit Reskrim Polresta Padang dalam kasus tersebut, dan sementara hanya dijadikan saksi. Tapi, polisi sendiri juga belum bisa memastikan apakah almarhum ini korban pembunuhan atau tidak.

“Kita masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, untuk anak tiri korban, RZ (19) dan suaminya, AD (20) juga masih dalam pengembangan petugas,” pungkasnya. (ag/ris/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan Temukan Mayat Bayi Laki-kali di Tas Plastik Hitam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler