Petani Garam di Pasuruan Tunggu Bantuan untuk Beli Terpal

Sabtu, 09 Agustus 2014 – 08:48 WIB
TEKNIK BARU: Petani garam di Panggungrejo menggarap lahannya beberapa waktu lalu. Foto: Zubaidillah/Jawa Pos Radar Bromo

jpnn.com - PASURUAN – Kelompok petani garam di Kota Pasuruan kini harap-harap cemas. Betapa tidak, bantuan langsung masyarakat (BLM) yang pernah dijanjikan pusat turun di awal tahun lalu hingga kini tidak kunjung diberikan. Padahal, BLM tersebut akan digunakan petani untuk pengadaan terpal sebagai sarana peningkatan kualitas dan kuantitas garam di Kota Pasuruan.

Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perikanan dan Kelautan (DPKPK) Kota Pasuruan Asep Suryatna menyatakan, seluruh kelompok tani garam menantikan realisasi bantuan yang bernilai total Rp 100 juta itu. Apalagi saat ini cuaca sangat mendukung untuk memanen garam.

BACA JUGA: Gelar Razia, Amankan Pengemis Berpenghasilan Rp 15 Juta

Asep menjelaskan, saat ini petani garam di Kota Pasuruan bersemangat memproduksi garam setelah mengiktui studi banding ke Surabaya beberapa waktu lalu. Dalam studi banding tersebut, mereka mengetahui manfaat terpal di dalam tambak untuk produksi garam yang lebih banyak dan berkualitas bagus.

“Ada delapan kelompok yang direncanakan menerima bantuan. Delapan kelompok itu nanti menerima sekitar Rp 12,5 juta per kelompok. Satu kelompok berisi 10 orang. Nah, itu nanti dibagi untuk membeli terpal. Para petani tengah semangat-semangatnya ingin mencoba teknik budi daya garam dengan terpal. Jadi, wajar jika mereka menanti-nantikan BLM itu,” jelas Asep, Jumat (8/8).

BACA JUGA: Dikira Suara Kucing, Ternyata Tangisan Bayi yang Dibuang

Dengan penggunaan terpal, hasil produksi garam di Kota Pasuruan diprediksi kembali 100 persen sebagaimana pada 2012 dengan total produksi 8.200 ton per tahun. Pada 2012, faktor cuaca yang lebih banyak kemarau mendukung produksi garam. Namun, pada 2013 produksi garam di Kota Pasuruan turun drastis hingga 50 persen karena faktor cuaca dan masih digunakannya metode lama oleh para petani.

Menurut Asep, jika petani garam menggunakan terpal, hasil produksi garam tidak akan merosot tajam meski cuaca buruk. ’’Kalau tanpa terpal, garam langsung bersentuhan dengan tanah. Berbeda jika ada terpalnya. Saat diangkat tidak akan bercampur tanah. Ini yang akan meningkatkan kulitas sekaligus kuantitas garam Kota Pasuruan,’’ ujar Asep.

BACA JUGA: Honorer Kemenag Masuk Tahap Verifikasi

Saat ini ada beberapa petani yang menggunakan terpal dalam produksi garam. Terbukti, saat ini hasil produksi garam di Kota Pasuruan mulai awal hingga pertengahan tahun ini mencapai 4.960 ton. Jika cuaca tahun ini lebih dominan panas, hal itu akan menajdi berkah bagi petani garam di Kota Pasuruan.

Salim, 45, salah seorang petani garam di Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, menuturkan bahwa dirinya tertarik menggunakan terpal karena mendengar keberhasilan para petani yang menggunakannya. Namun, saat ini Salim masih menunggu bantuan pembelian terpal dari pemerintah pusat.

’’Saat ini harga garam di pasaran Rp 350–400 per kilogram. Semua stok sudah habis terjual dan dikirim. Kalau di tahun ini cuaca banyak panasnya, ini mendukung petani garam untuk panen lebih banyak,’’ ungkap Salim.(lel/fun/JPNN/c15/bh)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Urusan Solar, Khawatir Nelayan Adu Jotos


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler