jpnn.com, LEMBANG - Dodih merupakan salah satu contoh petani milenial yang berhasil.
Dia merupakan Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Lembang Agri, Desa Cikidang, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.
BACA JUGA: Duta Petani Milenial Sukses Ekspor Makanan Olahan Cokelat, Sebegini Nilai Omzetnya
Dodih sukses mengembangkan usahanya hingga ke mancanegara.
Dodih mulai mengembangkan usaha pertanian dari nol.
BACA JUGA: Mantap! Total Nilai Merdeka Ekspor Pertanian Mencapai Rp 7 Triliun
Omzetnya dari jualan sayur bahkan bisa mencapai Rp 100 juta per bulan.
Sebelum pandemi, Dodih secara kontinyu telah mengekspor sayuran hasil pertanian, khususnya buncis Kenya tiga kali dalam seminggu dengan volume 1 ton per sekali pengiriman.
BACA JUGA: Merdeka Ekspor Bukti Nyata Ada Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi
Namun, ketika ada pandemi volume pengiriman mengalami pengurangan menjadi 400 kg untuk sekali pengiriman.
P4S dibentuk berawal dari keinginan untuk mengubah pola pikir petani.
Di sekitar lokasi P4S, masyarakat belum bisa menerapkan budidaya tanaman yang baik.
Karena masih menerapkan cara budidaya tradisional sehingga hasil panen kurang maksimal, menjadi bagaimana melakukan budidaya tanaman yang berorientasi pasar.
Hingga saat ini, beragam kegiatan pelatihan ditawarkan di P4S Lembang Agri.
Antara lain, pelatihan budidaya cabai, tomat, buncis, brokoli, pengolahan sayuran, pembuatan pestisida organik, pembuatan pupuk organik, budidaya hidroponik, pelatihan penguatan kelembagaan tani dan manajemen usahatani.
"Selain melakukan budidaya sayur dan memenuhi permintaan pasar lokal serta melakukan ekspor buncis kenya dan buncis super ke luar negeri, kami juga melakukan pelatihan," ujar Dodih dalam pernyataannya yang diterima Minggu (15/8).
Pelatihan bertujuan agar petani dapat melakukan budidaya dengan baik serta memanfaatkan pupuk organik dari kompos.
"Karena kita memang menuju pertanian organik. Pemberian pupuk organik sangat berpengaruh terhadap tanaman. Selain rasanya lebih enak, juga daya simpan lebih lama walau biaya produksinya lebih tinggi,” katanya.
Bersama petani muda di Lembang, Dodih berinovasi membangun marketplace digital yaitu laman www.jualsayuran.com.
Pemasaran online ini dilakukan dengan menggandeng para petani milenial dari Kelompok Tani Agri Muda di Desa Cibodas.
Dodih telah membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat potensial dan menjanjikan.
Keberadaan generasi muda yang cenderung akrab dengan teknologi terkini diyakini dapat meningkatkan ekspor sehingga mempercepat ketahanan pangan terwujud.
Para petani dari P4S juga diketahui memanfaatkan 'Merdeka Ekspor' yang dicanangkan pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut petani adalah profesi yang menjanjikan, dengan pendapatan yang menggiurkan.
“Artinya stereotipe bahwa menjadi petani tidak kaya akan terbantahkan. Terbukti, mulai tampil dan muncul banyak startup (perusahaan perintisan) di bidang pertanian hingga meningkatkan tren urban farming,” ucapnya.
SYL juga menyebut keberadaan Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan akan menjadi role model yang menginspirasi, memotivasi dan menjadi mitra bisnis petani muda lain untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan ekspor produk-produk pertanian.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menyebut generasi muda sangat prospektif untuk diajak menggarap sektor pertanian.
Baik sebagai petani muda maupun wirausaha muda.
“Petani muda ini sangat dinamis. Mereka menguasai teknologi hingga memiliki akses pasar yang kuat."
"Generasi muda saat ini harus bergabung menggeluti bisnis pertanian yang sangat menjanjikan."
"Kalau petani muda tumbuh maksimal, maka ke depan pertanian semakin cerah dan menjanjikan," pungkas Dedi.(*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang