Petani Sidoarjo Ikut Soroti Soal Wacana Penundaan Pemilu

Senin, 21 Maret 2022 – 22:53 WIB
Petani tambak bandeng dan udang Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo turut membentangkan spanduk bertuliskan tangan minta elite politik lebih peduli nasib rakyat serta tidak hanya memikirkan Pemilu. Foto: Petani Sidoarjo

jpnn.com, JAKARTA - Wacana penundaan Pemilu tak hanya dibicarakan kalangan elite dan masyarakat yang melek politik.

Petani tambak bandeng dan udang Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, pun turut menyorotinya.

BACA JUGA: Rapat Penundaan Pemilu 2024 di Balikpapan Batal Meski Sempat Ganti Tema

Dengan membentangkan spanduk bertuliskan tangan, mereka minta elite politik lebih peduli nasib rakyat serta tidak hanya memikirkan Pemilu.

Pemilu untuk siapa? Kami butuh makan, bukan Pemilu," demikian bunyi tulisan spanduk tersebut.

BACA JUGA: Ssst, Rapat Membahas Isu Penundaan Pemilu 2024 Dibatalkan, Alasannya? Oalah

Perwakilan petani Sugeng Ashari (44), mengatakan pihaknya sengaja menyuarakan hal tersebut lantaran kesal dengan perilaku elite yang seolah menutup mata dengan kondisi ekonomi masyarakat.

Padahal, kata dia, selama pandemi pendapatan mereka anjlok hingga 50 persen.

BACA JUGA: LGP Duga Isu Penundaan Pemilu 2024 Ada Kaitannya dengan Investasi Asing

“Sekarang permintaan ikan mulai naik, tetapi belum normal seperti dulu,” kata Sugeng, Senin (21/3).

Dia menuturkan, sejak pandemi tidak ada satu pun partai politik yang memberikan perhatian serius terhadap nasib mereka. Sekalipun ada yang datang, hal itu hanya dalam rangka kunjungan biasa.

“Ramainya pas pemilihan, minta dukungan. Lha, ini belum apa-apa sudah mau Pemilu lagi,” ujarnya.

Menurut Ashari, masyarakat tidak anti terhadap Pemilu. Namun, lanjutnya, akan lebih baik jika saat ini elite politik mencari solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat.

“Kalau cuma datang minta dukungan, setelah itu pergi buat apa Pemilu,” tegas Ashari.

Hal senada disampaikan Suwanto (46). Pemilu yang identik dengan urusan dukung-mendukung dianggap bukanlah solusi atas permasalahan yang ada. Masyarakat juga tidak akan dirugikan dengan penundaan Pemilu.

“Tidak ada ruginya, wong cuma begitu, dijanji-janji, suruh nyoblos, habis itu tak ada kabar," ungkap Suwanto.

Sebaliknya, dia menilai masyarakat justru dirugikan jika Pemilu dilaksanakan di tengah kondisi pandemi. Pasalnya, elite politik akan fokus berkampanye untuk meraih dukungan masyarakat.

“Di mana-mana yang diomongin politik. Belum lagi pendukungnya, masih-masing punya jago,” tuturnya.

Yang lebih penting lagi, tambah Suwanto, Pemilu dapat membelah masyarakat ke dalam kubu tertentu sehingga suasana harmonis yang sangat diperlukan dalam mengatasi pandemi bisa terganggu.

‘Jangan sampai terjadilah," pungkas Suwanto.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler