jpnn.com, SIDOARJO - Para petambak di Sidoarjo gigit jari. Sebab, hasil panen udang menurun. Khususnya udang vaname. Forum Komunikasi Masyarakat Tambak (FKMT) Sidoarjo mencatat, pada triwulan IV 2018 produksi udang sebanyak 1.350 ton.
Padahal, sebelumnya 4.500 ton. ''Turun 70 persen," kata Sekretaris FKMT Sidoarjo Achmad Syarif.
BACA JUGA: Budidaya Udang Konsep Modern, Kolam Dicor, Pakai Kincir
Berdasar data Kabupaten Sidoarjo pada 2018, tambak di Kota Delta membentang sepanjang pantai timur dari Kecamatan Waru hingga Jabon dengan luas 15.513 hektare (ha).
Saking luasnya, menurut Syarif, produksi udang seharusnya melimpah. Yakni, 300 kg tiap ha. ''Kalau ditotal, bisa ribuan ton," ucapnya.
BACA JUGA: Hingga Akhir 2018, Udang Masih Jadi Primadona Ekspor
Nah, selama musim hujan, banyak petambak yang gagal panen. Penyebabnya, suhu air tambak menurun di bawah 25 derajat Celsius.
Sementara itu, udang bisa bertahan hidup dalam suhu 27-32 derajat Celsius. Karena itu, daya tahan binatang air tersebut menurun dan rentan terserang penyakit. ''Nafsu makan juga berkurang," ujarnya.
BACA JUGA: 14 Bulan Dilarang, Indonesia Bisa Ekspor Udang ke Australia
Warga Desa Kedungpeluk, Candi, itu menyebut penyakit yang timbul beragam. Salah satunya, white spot. Terlihat bintik-bintik putih pada insang udang sehingga tidak layak konsumsi.
Selain itu, kualitas air berpengaruh pada perkembangbiakan udang. (oby/c7/ai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Nasir Menebar 5.000 Benih Udang Hasil Inovasi Politani Pangkep
Redaktur & Reporter : Natalia