Petani Tomat Terpaksa Gigit Jari di Musim Kemarau

Selasa, 04 September 2018 – 09:04 WIB
Petani tomat. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, TUBAN - Dampak kemarau panjang membuat hasil panen petani tomat di Tuban, Jawa Timur menurun drastis. 

Kondisi tersebut menimpa petani tomat di Desa Genaharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

BACA JUGA: Air di Waduk Menyusut, Warga Mulai Resah

Kemarau panjang membuat hasil panen petani merosot, lantaran cuaca terik dan tanaman kekurangan pasokan air.

"Untuk meminimalisir kerugian, petani tomat terpaksa melakukan panen dini," ujar Tri Untari, petani setempat.

BACA JUGA: Air Telaga Mengering, Ratusan Warga Krisis Air Bersih

Karena jika tidak segera dipanen, buah tomat akan mengering. Kondisi tersebut membuat hasil panen petani merosot.

Jika dalam kondisi normal dari 200 meter persegi lahan tanam, sekali petik bisa mencapai 50 kilogram, tapi saat ini maksimal sekali petik hanya 10 kilogram.

BACA JUGA: Krisis Air Bersih, Warga Harus Jalan Jauh ke Bukit

Menurutnya, menurunnya jumlah panenan juga diikuti dengan anjloknya harga.

"Kualitas buah yang kurang bagus, membuat para tengkulak membeli dengan harga murah," kata Tri.

Semula, harga tomat per kilogramnya dipatok dengan harga Rp 6 ribu, kini hanya Rp 3 ribu per kilogram. Akibatnya, petani pun merugi jutaan rupiah.

Para petani berharap, ada peran pemerintah dalam menangani masalah kemarau panjang ini. (pul/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemarau Panjang Ancam Sawah Warga


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler