jpnn.com - SURABAYA – Para peternak kini tengah resah karena pasokan susu impor gila-gilaan.
Hingga kini, pasoka susu impor sudah 82 persen. Sedangkan pasokan susu lokal hanya 18 persen.
BACA JUGA: Samsung Kuasai 44 Persen Pasar Ponsel
Ketua Bidang Pengembangan Usaha Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim Sulistyanto menyatakan, produksi susu sapi lokal secara nasional sekitar 1.500 ton.
Sebanyak 900 ton di antaranya berasal dari peternak di Jatim. Nah, dengan rasio 1:4, rata-rata impor susu per hari mencapai 6.000 ton.
BACA JUGA: Ekspor Melejit, Industri Kerajinan Kebal Tekanan
’’Angka produksi dalam negeri itu cenderung tetap selama tiga sampai empat tahun terakhir. Padahal, kami ingin ada peningkatan setidaknya 12 persen tiap tahun, tapi naik satu persen saja sulit,’’ katanya kemarin (20/9).
Idealnya, rasio antara susu lokal dan impor 1:2. Menurut dia, ketika hal tersebut terealisasi, Indonesia bisa dikatakan swasembada susu.
BACA JUGA: Potensi Nilai Wakaf Tanah Mencapai Rp 300 Triliun
Upaya untuk mengarah ke sana harus didukung dengan regulasi pemerintah.
Dia menilai, perlu payung hukum untuk mendorong industri pengolahan susu (IPS) menyerap susu sapi lokal.
Kewajiban penyerapan tersebut juga merupakan upaya antisipasi.
’’Dulu regulasi tentang kewajiban menyerap pernah dikeluarkan pada zaman Orde Baru. Nah, itu perlu dikembalikan. Kalau tidak ada kewajiban menyerap, bukan tidak mungkin lima tahun ke depan kebutuhan susu sepenuhnya mengandalkan impor,’’ ungkap Sulistyanto.
Rendahnya rasio produksi lokal tidak terlepas dari berbagai persoalan. Di antaranya, populasi sapi betina yang terus menurun.
Sebab, banyak yang dipotong untuk dimanfaatkan dagingnya daripada dijadikan sapi perah.
Sebagai percepatan, pasokan sapi betina tidak bisa dipenuhi dari lokal saja, melainkan mendatangkan dari luar negeri.
Untuk itu, pengadaannya perlu melibatkan peternak.
’’Perlu skema pembiayaan khusus untuk pengadaan sapi bagi peternak. Yakni, kredit usaha dengan jangka waktu pembiayaan minimal sepuluh tahun,’’ tuturnya.
Kemudian, harga jual susu di tingkat peternak perlu dinaikkan. Belum lama ini pihaknya mengajukan permohonan kenaikan harga susu menjadi Rp 7.000 per liter.
Sekarang harga susu peternak dihargai Rp 5.500 per liter di tingkat pabrik. Pihaknya juga membuat laporan pada gubernur Jatim.
’’Meski tidak dipenuhi Rp 7.000, setidaknya naik Rp 1.000 dari posisi sekarang. Itu sudah cukup bagi peternak untuk memperbaiki kualitas pakan, termasuk tabungan untuk investasi ternak baru,’’ papar Sulistyanto. (res/c22/sof/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 13 Brand APM Indonesia Ramaikan GIIAS Surabaya
Redaktur : Tim Redaksi