jpnn.com - SURABAYA - Komoditas susu sapi segar dinilai potensial, karena itu banyak bermunculan peternakan sapi perah. Apalagi produksi susu sapi segar masih jauh dari total yang dibutuhkan industri pengolahan susu.
Ketua Bidang Usaha GKSI Jatim Sulistyanto mengatakan peternakan sapi perah kian berkembang di daerah-daerah. "Seperti di Banyuwangi, Madiun dan Nganjuk sedang berkembang. Artinya, susu sapi segar makin menjanjikan," katanya kemarin (14/3).
BACA JUGA: Bikin Bahan Peledak, PT Dahana Kantongi 7 Perizinan
Saat ini tercatat anggota GKSI Jatim sebanyak 52 koperasi yang tersebar di 12 kabupaten. Meliputi probolinggo, Lumajang, Jember, Pasuruan, Malang, Mojokerto, Gresik, Kediri, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Ponorogo.
Tapi, pertumbuhan itu tidak diimbangi dengan pembinaan yang maksimal. Saat ini produksi susu sapi segar di wilayah-wilayah baru itu masih rendah. Disebutkan, masih di bawah 5.000 liter per hari. Padahal untuk satu koperasi susu biasanya bisa mencapai puluhan ribu liter.
BACA JUGA: Revitalisasi Pasar Berbasis Teknologi, Siapkan Dana Rp 556 M
"Kendati demikian, sudah ada kemauan dari peternak karena komoditas susu dinilai potensial. Nah peternak-peternak baru ini perlu diberi pelatihan. Bahkan supaya lebih berkembang perlu adanya tambahan sapi," urainya.
GKSI Jatim mencatat produksi susu sapi segar tercatat 900 ton per hari. Tapi, produksi sempat menurun lantaran erupsi Gunung Kelud Februari lalu. Ada tujuh koperasi yang terkena dampak sehingga produksi menyusut drastis bahkan kosong.
BACA JUGA: Jumlah Kendaraan Pribadi Meroket, Kemenhub Pasrah
Sekarang lima di antaranya sudah berproduksi normal, tinggal dua yang belum maksimal yakni koperasi susu di Ngantang Kabupaten Malang dan Ngancar Kediri.
"Seperti di Ngantang, dari produksi normal rata-rata 62 ribu liter per hari, sekarang sekitar 58 ribu liter per hari. Diperkirakan sepuluh hari ke depan produksi sudah normal kembali. Menyusutnya ini karena sapi stres dan berpengaruh terhadap produksi susu. Selain itu faktor pakan, di mana rumput mengering tapi ssekarang rumput sudah mulai tumbuh karena hujan. Ditambah adanya bantuan pupuk," terangnya.
Oleh karena adanya penyusutan itu, suplai bahan baku susu ke industri juga menurun. Seperti satu pabrik susu biasanya pasokan bahan baku susu mencapai 635 ton per hari, tapi karena penyusutan tinggal 500 ton per hari.
"Padahal, secara nasional, produksi lokal baru bisa memenuhi 20 persen dari kebutuhan industri. Sisanya 80 persen dari impor," terangnya. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PT Taspen Punya 13 Ribu Titik Layanan
Redaktur : Tim Redaksi