jpnn.com - JAMBI - Kepala Seksi (Kasi) I Ekonomi dan Moneter Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi Novan Siregar, Sabtu(10/5) pagi tewas mengenaskan dengan kondisi bersimbah darah di Jalan Batam RT 05 Kelurahan Lebak Bandung, Jelutung.
Anak mantan Kajati Jambi Hanafie Siregar itu tewas setelah dikeroyok oleh dua orang kakak beradik yang diketahui bernama Deni dan Lukman. Tubuh korban tergeletak tak berdaya di sebuah tanah kosong tidak jauh dari kediaman pelaku.
BACA JUGA: 13 Guru Honorer K2 Terancam Dibatalkan jadi CPNS
Wati, warga yang rumahnya berada di dekat TKP mengatakan, korban terlihat mendatangi rumah salah satu pelaku (Deni) yang berada masih di seputaran TKP. Tidak beberapa lama setelah itu atau sekitar pukul 10.00 WIB, terjadi keributan di rumah itu.
Korban dan pelaku kemudian terlihat berduel di tanah kosong tidak jauh dari rumah pelaku. Saat itu, menurut Wati, pelaku sendiri menggunakan senjata tajam berupa pisau sedangkan korban membawa kapak.
BACA JUGA: Dijanji Lulus CPNS, Uang Rp 35 Juta Raib
Selang beberapa menit kemudian, kakak kandung Deni, Lukman ikut membantu sang adik dan mengeroyok korban. Korban pun kewalahan dan menjadi bulan-bulanan kedua kakak beradik ini. Selain ditikam beberapa kali korban juga dihantam dengan bongkahan batu di bagian kepala.
"Bapak yang dikeroyok itu sempat meminta tolong, tapi kami warga di sini tidak berani membantu, apalagi melerai karena mereka membawa pisau,” terang Wati.
BACA JUGA: Awas, Limbah Medis Mengancam
Warga lainnya yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, dirinya melihat secara langsung pengeroyokan itu. Dia juga melihat korban ditusuk beberapa kali dengan pisau oleh Deni. Korban, sebutnya, juga sempat memberikan perlawanan, karena Deni juga terkena kapak di bagian bahu.
"Si Deni itu kena kapak juga di bagian bahu," sebutnya.
Sedangkan Upik yang rumahnya berada di dekat rumah Deni, mengatakan, istri Deni sempat histeris dari dalam rumah ketika kejadian pengeroyokan itu. Istri Deni juga sempat meminta tolong kepada warga agar melerai perkelahian itu, namun tidak ada satupun warga yang berani mendekat.
"Kami baru berani mendekat setelah korban tekapar dan ditinggalkan oleh dua orang itu (pelaku), di perutnya masih nempel pisau, tapi korbannya masih ada nafas waktu dinaikkan ke mobil ambulans Baiturahim,” terang Upik.
Kasat Reskrim Polresta Jambi Kompol Sunhot P Silalahi, yang dikonfirmasi mengatakan, dugaan motif sementara yaitu masalah hutang piutang, dan belum ada indikasi motif terkait dengan profesi korban sebagai seorang jaksa.
"Untuk dugaan motif sementara adalah masalah hutang piutang. Untuk motif lainnya masih dalam penyelidikan dan masih melengkapi keterangan para saksi," jelas Sunhot.
Sunhot juga mengatakan hasil visumnya masih dalam pemeriksaan dokter tetapi yang dapat lihat secara langsung itu di bagian tubuh korban terdapat beberapa luka tusukan, terutama pada bagian kepala dan perut. Sedangkan kedua pelaku sendiri, semua identitasnya sudah di kantongi.
"Kedua pelaku saat ini sedang dalam pengejaran,” pungkas Sunhot.
Sementara itu, dari pantauan Jambi Ekspres sendiri di RS Baiturrahim di Lebak Bandung sekitar pukul 10.30 WIB terlihat rekan-rekan dan keluarga korban berdatangan, termasuk istri korban Ratna Suganda. Ratna terlihat menangis histeris dan sempat pingsan saat melihat kondisi jenazah suaminya. Ia terlihat begitu terpukul atas kejadiaan ini.
Sekitar pukul 13.00 WIB jenazah korban kemudian dibawa ke RS Raden Mattaher untuk dilakukan visum. Hingga Sabtu sore kemarin, jenazah Novan masih berada di kamar Jenazah RS Raden Mataher. Baru sekitar pukul 18.30 Wib, jenazah korban diterbangkan menggunakan pesawat Lion Air menuju Jakarta, untuk kemudian akan dikebumikan di Cibubur Jawa Barat.
"Jenazah sudah diterbangkan ke Jakarta pukul 18.30 Wib tadi (kemarin)," katanya.
Kabag TU Kejati Jambi Agus Irawan, juga membenarkan jenazah korban akan dikebumikan di Cibubur.
"Atas permintaan keluarga, jenazah almarhum direncanakan akan dibawa ke Jawa Barat, tepatnya di Cibubur," ujar Kabag TU Kejati Jambi Agus Irawan.(dez/ded)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Billboard Kosong Bakal Dirobohkan
Redaktur : Tim Redaksi