Petra Odebrecht, Caleg DPR RI asal Jerman yang Bertarung di Dapil Bali

Belajar Politik Empat Bulan, Kaget Waktu Dimintai Uang

Minggu, 11 Januari 2009 – 11:55 WIB
Foto : Miftahuddin/Radar Bali/JPNN

Ada warna lain dalam pemilihan anggota legislatif 2009Warna itu muncul dari sosok Petra Odebrecht, 41, calon anggota legislatif DPR dari Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)

BACA JUGA: Mimi M. Lusli, Tunanetra ”Jembatan Komunikasi” dengan Orang Normal

Namanya terdengar asing karena dia memang lahir dan besar di Jerman.

I KETUT ARI TEJA, Denpasar

BERBEDA dengan caleg umumnya, yang begitu mudah ditemui, Radar Bali (Jawa Pos Group) sempat kesulitan menemui Petra Odebrecht
Membuat janji wawancara dengan caleg perempuan berkulit bule dan berambut pirang itu butuh lobi dan waktu cukup lama.

Saat ponselnya dikontak pada awal percakapan, Odebrecht begitu ramah

BACA JUGA: Tepis Sebutan Jompo, Hakim Agung Beber Kiat Jaga Kebugaran (2-Habis)

Namun, begitu tahu peneleponnya dari wartawan yang ingin wawancara, sikap Odebrecht berbalik 180 derajat
Dia langsung menjawab dirinya sibuk

BACA JUGA: Tepis Sebutan Jompo, Hakim Agung Beber Kiat Jaga Kebugaran (1)

''Saya supersibuk iniHubungi saya dua hari lagiSaya akan tentukan jadwal," ujarnya merdu dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata, beberapa waktu lalu.

Pada waktu yang ditentukan, Odebrecht menghubungi koran ini dan mengatakan bisa ditemui di Vila Desa Seni di kawasan Batu Belig, Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali''Saya tunggu jam 10.30 WitaPas setelah saya selesai mengajar yoga di sana (Vila Desa Seni)," cetus perempuan berumur 41 tahun itu.

Tempat yang disebut Odebrecht itu terletak di kawasan vila elite yang rata-rata dimiliki warga negara asing yang tinggal di BaliVila Desa Seni, tempat janjian wartawan koran ini dengan Odebrecht, adalah milik orang KanadaOdebrecht rutin mengajar yoga di sana.

Memasuki halaman Vila Desa Sani, dedaunan dan rumput di halaman masih terlihat basah karena hujan baru saja redaKarena itu, untuk berjalan mesti mengikuti arah batu bulat yang dipasang berjajar sebagai jalan setapak.

Vila Desa Sani sangat asriBangunannya terbuat dari kayu antik dengan atap ilalangPenataan tamannya sangat apikTarif sewa untuk tinggal semalam di peristirahatan ini dipatok Rp 1,5 jutaDiantar karyawan setempat, Radar Bali diminta menunggu di restoranPersis di depan restoran ada bangunan terbukaDi bangunan inilah Odebrecht mengajarkan yoga.

Caleg DPR nomor urut 5 dapil Bali dari PDP itu sedang serius menunjukkan beberapa gerakan yogaMulai telentang, duduk bersila, mengangkat kaki ke atas, hingga menakupkan tangan di hulu hatiKemudian menghela napas panjang beberapa kaliSesi mengajarnya diakhiri gerakan menutup wajah dalam waktu lama.

Tepat pukul 10.25 Wita mata para peserta yoga dibukaDan, Odebrecht pun bangkit dari duduknya yang beralas bantal tipis sambil berujar, ''Agenda pelajaran yoganya selesai.'' Dengan wajah yang masih menyisakan peluh, Odebrecht menghampiri koran ini''Sambil makan saja ya, saya lapar ini," sambut Odebrecht.

Sambil menunggu makanan datang, Odebrecht menceritakan kisah dirinya terjun ke ranah politik IndonesiaDia mengawali dengan penjelasan mengapa memilih "kendaraan politik" PDPPerempuan paro baya yang masih langsing itu mengisahkan, semula ada tawaran dari salah satu petinggi PDP pusat yang bernama Rusli AmbodaleDia kenal dengan Rusli lantaran pria yang sempat menjadi anggota DPR dari PDIP itu beristri orang Jerman''Saya kenal istrinya karena sama-sama JermanSaya diminta ikut ke partai politikSaya acuhkan saja sambil berpikir," ungkap pemilik bola mata biru itu, sambil menyeruput teh hangat.

Setelah berpikir cukup lama, sekitar empat bulan, Odebrecht memutuskan masuk PDP sebagai kaderDan, baru tiga bulan lalu, wanita yang sudah menetap 15 tahun di Bali itu memberikan keputusan mau menjadi caleg DPR dari PDP nomor urut 5''Jadi, saya resmi sebagai orang politik baru empat bulan, waktu yang sangat mudaTapi, saya sangat menikmatinya," akunya dengan bahasa Indonesia berlogat bahasa Inggris.

Sebenarnya apa yang membuat dirinya tinggal di Indonesia? Odebrecht mengatakan dirinya tinggal di Indonesia mulai 1989 karena menikah dengan orang BandungEmpat tahun berjalan, muncul guncangan dalam biduk rumah tangganyaDia pun bercerai pada 1993''Saya putuskan cerai tanpa ada anak dari perkawinan kami," sebutnya dengan suara mengecil.

Dengan menyandang status janda, Odebrecht mengadu nasib di BaliDia tinggal di rumah milik saudara misannya di Jerman yang kebetulan punya istri orang Bandung dan punya rumah di Bali di kawasan Kerobokan, Badung''Jadi, saya saat ini sudah sendiri (menjanda) 15 tahunDan terjun terjun ke politik," ujarnya.

Berbagai pekerjaan dilakukan Odebrecht untuk bertahan hidupDia pernah menjadi destination manager untuk sebuah agen perjalanan JermanLatar belakang pendidikan ekonomi di Jerman cukup menunjang karirnyaNamun, lantaran bom Bali, bisnis perusahaan terpukul, wisatawan asal Jerman sepi sehingga dia sempat ditarik ke Jerman selama tiga bulanKarena tidak sesibuk sebelumnya, kali ini Odebrecht belajar yoga sambil bekerjaButuh waktu sampai tujuh tahun belajar yoga di BaliAkhirnya dia mampu menjadi guru yoga yang andal dan meninggalkan pekerjaan di biro wisataSebagian besar murid Odebrecht adalah para WNA juga"Yoga memberikan keseimbangan, hingga membuat kita lebih sehat, bahkan terlihat lebih muda," ujarnya.

Odebrecht menegaskan, terjun ke dunia politik Indonesia tidak dengan modal asal-asalanDia mengaku sudah banyak belajar tentang falsafah bangsa Indonesia, termasuk UUD 1945 dan dasar negara Pancasila"Saya mulai serius sekarang baca undang-undang di Indonesia, bahkan Pancasila saya sudah hafalNamun, yang kerap lupa adalah sila ke-4Mungkin karena paling panjang ya..ha..ha," selorohnya.

Odebrecht mengatakan, makna isi Pancasila dan UUD 1945 itu sangat dalam dan muliaBahkan, jika jalannya pemerintahan mengacu ke UUD 1945 dan Pancasila, dia yakin Indonesia akan mampu menjadi negara besar"Saya yakin negara ini akan majuNamun, sayangnya banyak yang dilakukan para pejabat di luar aturan, seperti korupsi yang menggerogoti Indonesia," ungkap Odebrecht dengan gemas.

Artinya, jika lolos menjadi anggota DPR, dia akan mengibarkan bendera perang terhadap korupsi? Ditanya seperti itu, Petra sedikit menghela napas panjangDia mengatakan, sebenarnya tak ada maksud untuk berjanji sebelum duduk di DPR"Selama ini banyak janji bullshit muncul, saya akan begini, saya akan begituPertanyaan Anda ini membuat saya harus berjanji," sergahnya, dengan mengeryitkan alisnya.

Namun, Odebrecht akhirnya mengakui bahwa cita-citanya menjadi anggota DPR memang ingin memerangi korupsi"Maunya saya, tidak ada lagi yang ditangkap KPK," sebutnya.

Model kampanye apa yang akan ditempuh? Odebrecht mengatakan, dirinya baru berkampanye keliling Bali pada Maret 2009, setelah jadwal kampanye terbuka dimulaiDia akan bergabung dengan caleg DPR nomor urut 1 PDP Nengah Netra"Nanti ada model-model kampanye yang sudah disiapkan oleh partai dan kami rancang bersamaYang pasti, kami tidak akan melakukan kampanye yang menjanjikan uang," tegasnya.

Odebrecht mengaku sangat kaget ketika datang ke perusahaan sepatu temannyaKetika dia datang, semua menyapa dan menanyakan kabar setelah jadi calegSemula Odebrecht senangNamun, dia menjadi terkaget-kaget setelah semua bertanya kalau memilih dirinya apa yang akan didapatkan"Saya benar-benar superkaget, kok pemilihan caleg seperti jual beliMemilih caleg dapat apa? Ini saya nggak ngerti, memilih dapat uang, atau dapat nasi goreng dan lain-lainGila ini...," sebut dia.

Odebrecht mengatakan bahwa dirinya sangat anti dengan politik uangMemang banyak caleg yang menerapkan seperti ituNamun, dia mengaku akan berjuang agar di PDP tidak seperti itu"Saya tak akan ngasih uang, mau pilih silakanMau tidak pilih silakanSelain memang tak punya uang, saya benci model bayar sebelum memilih (serangan fajar)Tidak akan pernah saya lakukan," sebut perempuan kelahiran kelahiran 30 Januari 1967 itu.

Di akhir percakapan dia mengatakan, ada dua tokoh panutan yang dimiliki Indonesia di mata OdebrechtYang masih hidup menutut Odebrecht adalah Ketua Umum PDP Laksamana SukardiDia menganggap Laksamana orang yang cerdasSedangkan yang sudah meninggal adalah Bung Karno"Partai kami berlandaskan paham Marhaenisme Bung KarnoBeliau orang besar yang dimiliki IndonesiaBerbanggalah orang Indonesia," ujarnya. (*/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mutiara Hotel Manokwari, Tempat Presiden Menginap Itu Tinggal Kenangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler