Tepis Sebutan Jompo, Hakim Agung Beber Kiat Jaga Kebugaran (1)

Tuntaskan 10 Perkara Per Hari dengan Madu Kuat Lelaki

Kamis, 08 Januari 2009 – 04:19 WIB

Banyak di antara hakim agung yang bertugas di Mahkamah Agung berusia kepala enamNamun, mereka menolak dianggap jompo alias lemah fisik karena sudah tua

BACA JUGA: Mutiara Hotel Manokwari, Tempat Presiden Menginap Itu Tinggal Kenangan

Bagaimana kiat mereka menjaga kebugaran tubuh agar tetap bisa menangani ribuan perkara?

Laporan SUYUNUS RIZKI, Jakarta

ADA
insiden kecil di gedung Mahkamah Agung sebelum pergantian tahun 2009 lalu
Hari itu Wakil Ketua Mahkamah Agung (MA) Harifin A

BACA JUGA: Joserizal Jurnalis, Dokter Spesialis Perang Emban Misi di Gaza

Tumpa siap melantik enam hakim agung baru
Namun, Harifin yang tampak gagah dengan baju kebesaran (toga) tiba-tiba terhuyung

BACA JUGA: Warga Pulau Sebatik, Hidup di Bawah Iming-Iming Kemakmuran Malaysia

Andai tak cepat ditolong kolega yang berdiri di sebelahnya, tubuh lunglai itu terjerembab ke tanahProsesi memang berlanjut meskipun Harifin –yang hari itu sedang sakit asam urat– sambil duduk. 

Harifin, si hakim senior itu, memang berusia 66 tahunBagi sebagian orang, itu usia yang lebih dari cukup untuk pensiun dan menimang cucuNamun, dengan undang-undang tentang MA yang baru disahkan DPR, Harifin masih bisa berdinas empat tahun lagiBahkan, kini dia menjadi kandidat kuat ketua MA yang baru.

Tugas para hakim agung memang tidak ringanSisa  perkara di MA hingga akhir 2008 lebih dari delapan ribuMenghadapi tumpukan ribuan perkara itu, hakim agung harus punya fisik yang amat sehatSeperti insiden yang terjadi pada Harifin, sebagian masyarakat dan LSM menilai bahwa usia rata-rata hakim agung yang 65 tahun sudah uzur untuk memikul tugas aman berat itu

Namun, anggapan perpanjangan usia pensium hakim agung dari 65 tahun ke 70 tahun itu membuat gedung MA jadi ’’panti jompo’’ ditolak beberapa hakim agung’’Masak kami dibilang jompo, MasPadahal, kami masih sanggup menyelesaikan lebih dari 10 perkara tiap hari,’’ kata I Made Tara, salah seorang hakim agung, saat ditemui Jawa Pos di kantornya

Mantan ketua Pengadilan Tinggi Denpasar, Bali, itu termasuk salah seorang hakim agung yang terbuka membahas isu-isu mutakhir soal hakim agungMenurut Made, para hakim agung tidak menutup diri terhadap kritikNamun, kritik tersebut harus membangun dan tidak untuk menjerumuskan’’Kami ini bekerja secara profesional dan tidak pernah mengeluh atas pekerjaan,’’  ujar pria yang pada Desember 2008 genap berusia 65 tahun itu.

Made mengatakan, dirinya selama ini tidak pernah mengalami gangguan kesehatan saat menjalankan tugasBahkan, dia mengklaim pernah menyelesaikan puluhan berkas perkara dalam sehari’’Sampai jam segini saja (saat bertemu Jawa Pos sekitar pukul 15.00 WIB, Red), lebih dari 10 berkas perkara sudah saya selesaikan,’’ katanya.
 
Made adalah salah seorang hakim yang ikut mengabulkan permohonan peninjauan kembali (PK) dua pria korban salah tangkap, Imam Hambali alias Kemat dan Devid Eko Priyanto, di Jombang, Jawa TimurSaat memutus perkara itu, Made didampingi dua hakim agung lain, Artidjo Alkotsar dan Djoko Sarwoko’’Karena itu, saya berharap agar masyarakat bisa secara jernih menilai kinerja hakimJangan terpengaruh kritik yang tidak benar,’’ harapnya

Soal kesehatan, kata dia, dirinyaa yakin bahwa semua hakim agung benar-benar menjaga kesehatanBuktinya, kata Made, tidak ada pekerjaan yang terbengkalaiMA sendiri secara rutin menggelar checkup kesehatan –tiap enam bulan hingga setahun sekali– bagi para hakim agungHasilnya, dalam kurun enam bulan terakhir, tidak ditemui para hakim mengalami sakit yang kronis.

Ditanya tentang kiat sehatnya, Made mengaku selalu memaksakan diri tidur di rumah setiap pukul 21.00”Tapi, kalau memungkinkan, saya tidur di bawah jam 9 malam,’’ paparnyaPaginya Made selalu bangun pukul 03.30Sebelum berangkat ke MA pada pukul 06.00, Made selalu menyempatkan diri berjalan kaki setengah jam keliling sekitar apartemennya di Kemayoran, Jakarta Pusat

Setiap pagi, pria yang dilantik sebagai hakim agung pada 2004 itu juga melaksanakan sembahyang Tri SandhyaPada ajaran Hindu, sembahyang Tri Sandhya dilakukan tiga kali sehari, yakni pagi, siang, dan sore atau malam hariSetelah melakukan rutinitas olahraga dan ibadah pagi itu, Made langsung menuju kantor’’Soal makanan, saya tidak rakusTidak ada pantanganSaya hanya membatasi makan daging sajaBiasanya saya makan ayam, ikan, dan tahu tempe,’’ katanya

Pria bertubuh ramping itu hampir tidak pernah makan di luarDia selalu berusaha makan di rumahKalau ke kantor, dia selalu membawa bekal’’Kecuali saat sidang yang dapat nasi kotakan, baru saya makan nasi kotakanSaya juga tidak suka ngemil (jajanan/makanan kecil),’’ kata Made yang sesekali pada Sabtu dan Minggu berolahraga golf itu
Made juga tidak pernah mengeluh soal kesehatannya’’Gula saya normalTekanan darah juga normalTapi, saya memang ada radang ususKarena itu, saya menghindari makanan pedas,’’ katanya

Hakim agung yang lain, MHamdan, juga tidak melupakan menjaga kondisi tubuh agar bisa bekerja dengan baikHakim ramah dan murah senyum itu juga tidak sepakat dengan kata jompo’’Masak dibilang jompo, ada-ada sajaHe he he,” katanya mengawali pembicaraan di ruangannya, lantai 3 gedung MA

Di usianya yang 64 tahun (lahir Juli 1944), Hamdan memang masih terlihat segarTawa renyah selalu mengiringi saat menjawab pertanyaan’’Saya selalu minum maduIni madu dari Kendari yang selalu ada di meja saya,’’ katanya sambil menunjukkan botol yang madunya mulai menipis.

Agar lebih prima, Hamdan biasa masukkan bawang putih yang tak bercabang/bonggol tunggal ke dalam madu yang akan dikonsumsi’’Itu menjadi ramuan madu kuat lelakiMas juga perlu mimun itu,’’ katanya seperti memberi advis kepada Jawa Pos

Bagi Hamdan, tidak ada kata tua selama bertugasApalagi, dia mengaku mampu bekerja dengan cepatSaat masuk MA pada 2003, ruang kantornya (berukuran 6 x 4 meter) penuh berkas perkaraTidak itu saja, Hamdan juga pernah menerima ”bonus” satu lemari berkas perkara’’Tapi, karena tugas sebagai hakim adalah ibadah, saya jalani dengan senangSekarang tidak ada lagi berkas yang menumpuk,’’ katanya.

Seperti yang dilihat Jawa Pos, di meja Hamdan memang hanya terlihat empat berkas perkaraDua berkas sisa 2007 dan dua lagi sisa 2008’’Jadi, bagaimana saya dibilang jompoPadahal, tugas pekerjaan dilakukan dengan baik dan tidak pernah terbengkalai,’’ ujarnya

Sama dengan Made, Hamdan tidak pantang makananAsal halal dan sehat, semua makanan dilahap’’Yang wajib hanya madu yang dicampur bawang putih itu,’’ katanya

Jika Made rajin main golf, olahraga Hamdan adalah olahraga semiliar umat alias jalan kaki’’Saya jalan kaki di sekitar tempat tinggal setiap habis salat Subuh,’’ tambah pria yang lama bertugas di Pengadilan Tinggi Agama Ambon itu

Pria dengan empat anak itu mengakui, selain jalan kaki, tidak ada yang khusus untuk olah badanNamun, setiap malam dia berusaha melaksanakan salat tahajud untuk mendapat ketenangan jiwa”Dengan tahajud, kita dapat olahraga, olah badan, sekaligus olah jiwaSemua itu positif dan mendukung kerja saya,’’ katanya

Hamdan yang tidur setiap pukul 9 malam dan bangun pukul 03.30 mengaku selalu berusaha menyempatkan wiridan serta membaca surat Yasin 41 kali tiap malam’’Dengan paduan makanan yang sehat dan halal serta ibadah dengan baik, dengan izin Allah SWT kita bisa bekerja dengan baik,’’ katanya.

Soal kritik hakim agung sepuh tidak mampu bekerja dengan baik, Hamdan menilai ada unsur fitnahnyaNamun, dia menyatakan ikhlas dengan kritik seperti itu”Kalau kita ikhlas, dosa kita akan dialihkan ke yang memfitnah kita,’’ ujarnya.

Menurut Hamdan, profesi hakim menempati posisi yang muliaJika putusannya adil, hakim masuk dalam kategori yang mendapat naungan pada hari kiamatDalam terminologi 99 Asmaul Husna (nama-nama Allah), nama hakim disebut dua kaliYakni, sebagai Al Hakam (pemutus) dan Al Hakim (yang bijaksana)’’Karena itu, saya akan menutup pintu ruang saya jika ada yang coba-coba berani titip perkara kepada saya,’’ katanya(el)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (3-Habis)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler