PGN Optimalkan Peran Gas Bumi di Transisi Energi dalam Akselerasi Kawasan Ekonomi Baru

Rabu, 14 Juli 2021 – 10:57 WIB
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dalam Investor Daily Summit 2021. Foto: Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengotimalkan peran gas bumi sebagai energi perantara menuju transisi energi, guna mendukung akselerasi investasi di kawasan ekonomi baru.

Subholding Gas dari Holding Migas PT Pertamina (Persero) itu terus melakukan koordinasi dengan stakeholder di lapangan terkait pembangunan kawasan ekonomi baru di berbagai daerah.

BACA JUGA: Pertamina Targetkan Portofolio Energi Hijau 17 Persen Pada 2030, Begini Langkahnya...

Hal itu sesuai dengan pernyataan Presiden Jokowi dalam pembukaan Investor Daily Summit 2021, sesuai semangat cipta kerja untuk menurunkan impor, menaikkan ekspor, dan menciptakan value bagi bangsa.

Oleh karena itu, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan mengatakan pihaknya akan menjalankan program gasifikasi nasional.

BACA JUGA: Bupati Indramayu Apresiasi Pelaksanaan Vaksinasi Tahap 2 di Pertamina RU VI Balongan

Pertama yakni Program PGN untuk pemenuhan gas rumah tangga penting untuk berkontribusi menekan defisit neraca impor energi.

Kedua, PGN mendukung industri khusus, retail, dan industri umum termasuk kawasan industri yang disesuaikan dengan tata ruang masing-masing daerah.

BACA JUGA: Pertamina Tegaskan tidak Ada Penutupan SPBU di Kalbar

"Saat ini fokus di Jawa Barat dan Jawa Tengah, namun terdapat anchor di daerah Indonesia Timur yang nantinya selaras dengan prioritas dan ketiga yaitu penyediaan listrik nasional," kata Heru.

Heru mengatakan potensi Kebutuhan Kawasan Industri (KI) dengan menggunakan pendekatan luasan lahan KI sebesar 390 BBTUD.

Selain itu, terdapat rencana peningkatan overall steel capacity nasional, smelter, dan gasifikasi Pembangkit PLN (Kepmen 13) yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia.

Dia mencontohkan di Jawa Tengah Bagian Selatan, terdapat rencana supply gas untuk Kilang Cilacap yang nanti sebagai anchor buyer. Kemudian di kawasan Timur Indonesia, program PGN untuk Listrik Nasional yaitu rencana gasifikasi pembangkit PLN dari diesel ke gas.

Dari sisi value chain-nya, penggunaan gas akan jauh lebih murah daripada diesel.

"Nanti diharapkan akan menyentuh kawasan seperti Papua, Ambon, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan lain-lain,” ujar Heru dalam acara Investor Daily Summit 2021, (13/07/2021).

Heru membeberkan proyek smelter memiliki potensi sampai dengan 80 BBTUD. Sedangkan pada proyek gasifikasi PLN berdasarkan Kepmen ESDM no 13 untuk pembangkit Tahap 1 memiliki potensi hingga 76 BBTUD.

Kedua proyek tersebut akan menjadi anchor demand bagi kawasan industri sekitarnya.

PGN juga telah melakukan penandatanganan Pokok-pokok Perjanjian dengan Kawasan Industri Terpadu Batang dan Kawasan Industri Kendal, (21/05/2021). Pada kerja sama ini, PGN akan menyediakan pasokan gas dan infrastruktur pendukungnya di KI Kendal dengan kebutuhan gas sekitar 37 BBTUD dan KIT Batang sekitar 10 BBTUD.

“Nanti akan ada kawasan industri di Cilacap. Kami ingin adanya sinergi utilisasi infrastruktur, selain untuk ke Kilang namun akan digunakan untuk kawasan industri maupun masyarakat khususnya di Jawa Bagian Selatan,” imbuh Heru.

PGN sudah berkoordinasi dengan KESDM untuk mengenai jaringan pipa transmisi Cirebon-Semarang di mana diprioritaskan akan dibangun terlebih dahulu untuk ruas dari Semarang ke Batang. Dengan begitu, akan ada pasokan gas khusus ke Batang melalui jaringan Semarang-Batang.

PGN juga mendukung konsep Eco Industrial Park/ Estate dengan renewable energy dan aspek environment, social, governance (ESG) pada kawasan industri. Konsep investasi ESG tidak mengejar keuntungan semata, melainkan memperhatikan kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah.

Perkembangannya saat ini beberapa industri terutama terkait dengan FDI (Foreign Direct Investment) mulai melakukan satu tambahan requirement yaitu konsep eco.

"Jadi sudah mulai green production, karena saat ini sudah menjadi brand bagi investasi. Mereka memproduksi services maupun barang melalui proses yang ramah lingkungan. Oleh karena itu di industrial park kami menawarkan eco friendly energy. Selain gas juga akan kami gabungkan energi lain seperti solar PV, air, atau geothermal yang saat ini banyak tersebar di Indonesia,” jelas Heru.

Ada beberapa perubahan yang dilakukan PGN untuk bisa memberikan layanan energi yang affordable masyarakat. PGN mengusulkan beberapa strategi yakni pengembangan infrastruktur diselaraskan dengan rencana pengembangan KI dan penyediaan infrastruktur pendukung KI.

Selanjutnya sinergi produk melalui kerjasama dengan KI sesuai dengan potensi bisnis yang saling menguntungkan. PGN akan terus berkoordidasi dengan Pertamina, PLN, dan stakeholder lainnya dalam rangka membangun kawasan industri.

Kesuksesan pemanfaatan gas bumi di suatu kawasan ekonomi baru juga mempertimbangkan jenis industri di dalam kawasan, serta ketersediaan infrastruktur pendukung lainnya seperti jalan, listrik, telekomunikasi, energi dan lain-lain.

Heru menyebut ada beberapa kawasan ekonomi tapi tenan belum optimal yang disampaikan oleh Ketua KADIN Arsjad Rasjid.

"Kalau bisa mengundang tenan sebagai anchor buyer maka akan menarik kawasan ekonomi semakin tumbuh. Atau kami sudah ada beberapa anchor buyer seperti di Batang, saat ini ada industri kaca dan baterai, nanti pasti akan mengundang tenan-tenan yang lain. Kemudian akses dan suplai chain-nya harus betul-betul terintegrasi. Kami menawarkan koordinasi dalam membangun infrastruktur dengan Pak Ririek (Direktur Utama PT Telkom), PLN, atau PDAM sehingga lebih kompetitif dalam penyediaan layanan maupun energinya,” papar Heru.

Menurut Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid, untuk menyukseskan Kawasan Ekonomi Baru memerlukan integrated approach yang jelas di mana suatu kawasan ekonomi harus memiliki infrastruktur dan akses terhadap moda transportasi.

Di sisi lain yang tak kalah penting adalah menarik anchor tenan, industri hulu atau industri awal yang menjadi penopang dan kemudian akan didukung oleh industri lainnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sepakat bahwa akan dilakukan speed-up untuk pembangunan jaringan Semarang-Batang dalam membantu pemenuhan kebutuhan gas di Jawa Tengah. Menurutnya, Jaringan Pipa Cirebon-Semarang juga penting untuk didorong diselesaikan.

“Faktanya Jawa Tengah memang agak shut posisi gasnya, saya kira perlu di "gas" sehingga gas untuk industrinya bisa jalan,” imbuh Ganjar. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinjau Tambahan Unit ISO Tank Pertamina, Menteri BUMN Meyakinkan Pasokan Oksigen Aman


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pertamina   PGN   migas   industri   Kadin  

Terpopuler