jpnn.com, JAKARTA - Ketum PB Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) Unifah Rosyidi mengkritisi pernyataan pemerintah bahwa Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) meningkatkan kemampuan guru.
Menurut Unifah pemerintah sudah salah kaprah jika mengandalkan USBN untuk meningkatkan kemampuan guru.
BACA JUGA: 10 Persen Soal USBN Esai, Termasuk SD
"Pemerintah salah alamat karena ujian itu untuk siswa. Kasihan siswanya," ujar Unifah di Jakarta, Kamis (11/1).
Dia menambahkan, kewajiban pemerintah melatih guru. Jika tidak, justru para murid yang dirugikan.
BACA JUGA: USBN SD Tidak Wajib Pakai Komputer
Selama ini pelatihan guru belum terstruktur, tidak ada desain bagaimana pendidikan yang sesuai zaman now.
"Jangan sampai USBN ini merugikan siswa karena kan ujian berstandar nasional itu harus ada," ujarnya.
BACA JUGA: USBN SD, 90 Persen Soal Pilihan Ganda
Unifah berpendapat, pelajar SD tidak perlu mengikuti USBN. Karena SD itu adalah wajib belajar sembilan tahun maka harus diberikan akses pendidikan bermutu, sehingga semua anak bisa sekolah sampai SMP.
"Jangan siswa dirugikan oleh cara pandang nggak tepat. Masa karena guru dianggap bodoh atau kurang bagus kemudian siswa dirugikan," tegasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Pastikan USBN SD Hanya Tiga Mapel
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad