jpnn.com - JAKARTA - Momen pertandingan sepak bola Piala Dunia yang berlangsung saat ini ternyata cukup banyak mendongkrak konsumsi kopi di dalam negeri. Menteri Perindustrian (Menperin) Muhamad S Hidayat mengungkapkan selama pagelaran Piala Dunia konsumsi kopi meningkat hingga 30 persen.
"Saat ini konsumsi kopi masyarakat Indonesia meningkat cukup tajam dikarenakan adanya Piala Dunia. Sepanjang yang saya ketahui, peningkatan konsumsi kopi bulan ini mencapai 30 persen dari biasanya. Banyak masyarakat yang minum kopi supaya kuat melek nonton bola hingga pagi," ujar Menperin dalam pidatonya saat membuka pameran Kopi Nusantara 2014 kemarin (24/6).
BACA JUGA: Rupiah Semakin Tertekan
Menurut Hidayat, kinerja industri pengolahan kopi di dalam negeri telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini didorong oleh pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia.
"Seperti kita ketahui dimana-mana sekarang ada kedai kopi, dari mulai di mal sampai warung kopi pinggir jalan, dari yang mahal sampai yang murah," sebutnya.
BACA JUGA: Daging Ayam, Telur dan Bawang Alami Kenaikan Harga
Ia mengungkapkan, pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata 7,5 persen pertahun. Konsumsi kopi juga telah meluas dari sebelumnya hanya sebagai minuman pelengkap menjadi sebuah gaya hidup terutama seperti yang terjadi di kota-kota besar.
"Selain karena ada Piala Dunia, ternyata Pilpres juga berpengaruh karena banyak orang jadi pengen ngobrol-ngobrol sambil minum kopi," tukasnya.
BACA JUGA: Tingkat Keterisian Pelni Jelang Ramadan Baru 30 Persen
Sayangnya, dia tidak dapat merinci berapa besar konsumsi kopi masyarakat selama ini. Menurutnya, Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam. Produksi kopi 2013 mencapai 692 ribu ton atau sekitar delapan persen dari produksi kopi dunia.
"Dari sisi produksi kita nomor tiga dunia, tapi dari segi kualitas kopi kita nomor satu," tambahnya.
Indonesia memiliki berbagai jenis kopi spesial yang dikenal dunia seperti Gayo Coffee, Mandailing Coffee, Lampung Coffee, Java Coffee, Kintamani Coffee, Toraja Coffee, Bajawa Coffee, Wamena Coffee dan juga Luwak Coffee.
"Meski sekarang kopi kita sudah dianggap terbaik tapi perlu bagi pelaku indstri untuk menjaga mutu kopi yang diproduksi," tegasnya.
Untuk itu, Kemenperin akan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk kopi instan yang diperdagangkan di tanah air. Selain menjamin mutu, SNI juga diharapkan bisa meredam masuknya kopi impor.
"Tahun ini berlaku SNI, sekarang sedang diproses. Kalau udah selesai kita akan tanda tangani supaya tidak ada kopi yang kualitasnya rendah beredar," jelasnya. (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Ramadan dan Lebaran, CT Cs Rakor Dua Segmen
Redaktur : Tim Redaksi