Pidato SBY Datar, Malah Puji Malaysia

Kamis, 02 September 2010 – 06:19 WIB
ALASAN - TKI dalam salah satu acara di penampungan di Johor Bahru, Malaysia. Keberadaan jutaan TKI di negeri jiran itu menjadi salah satu elemen dalam pidato SBY, Rabu (1/9) malam. Foto: Nungki Kartikasari/Jawa Pos.
JAKARTA - Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tadi malam menanggapi ramainya pemberitaan terkait hubungan dengan Malaysia, tak terlalu istimewaPadahal, untuk mempersiapkan pidato itu, butuh waktu dua hari

BACA JUGA: Menlu Dikado Bikini Merah Jambu

Pemilihan lokasi di Mabes TNI pun juga tak bermakna apa-apa.

Persiapan pidato yang memakan waktu 20 menit itu sebelumnya benar-benar serius
Informasi yang dihimpun Jawa Pos, awalnya protokoler akan mengusulkan background tulisan di belakang punggung presiden, dengan bendera Merah Putih besar dan tulisan Mabes TNI.

Selain itu, awalnya, ada usulan agar sejumlah menteri berdiri di belakang SBY

BACA JUGA: SBY Tak Mau Konfrontasi

Panglima TNI dan seluruh kepala staf TNI juga sudah disiapkan untuk mengenakan baju dinas harian, lengkap dengan tanda kepangkatan
"Tapi, Bapak Presiden tidak setuju

BACA JUGA: SBY: Makin Dekat Makin Banyak Masalah

Beliau memilih seperti ini saja," kata sumber Jawa Pos yang menolak ditulis namanya.

Karena itu, sejumlah staf lantas memasang backdrop putih besar di dinding belakang aula Gatot SubrotoPanglima dan Kepala Staf Angkatan juga batal berganti bajuMereka hanya duduk di kanan-kiri podium, dengan mengenakan baju batik yang digunakan saat berbuka puasa tiga jam sebelum SBY memulai pidatonya.

Sebenarnya, gelagat pidato datar-datar saja sudah terlihat sejak soreYakni, saat ceramah menjelang buka puasa yang diisi oleh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Nasarudin UmarNasarudin sengaja memilih ceramah tentang cara-cara yang ditempuh Nabi Muhammad dalam berhubungan dengan bangsa lain.

Nasarudin menceritakan Nabi yang lebih mendahulukan jalan diplomasi dibanding perangNasarudin mengingatkan tentang perjanjian Hudaibiyah, atau pakta antara kaum muslim dengan suku Quraisy, untuk tidak saling menyerangPerjanjian tersebut kelak mengantarkan tentara Muhammad SAW untuk menaklukkan Mekah tanpa pertumpahan darah.

Nasarudin juga bercerita tentang cara Nabi berdiplomasiSalah satunya, dengan berkirim surat kepada raja-raja bangsa lain"Seperti nabi-nabi terdahulu, Muhammad SAW berkirim surat kepada pemimpin bangsa lain dalam berdiplomasi," kata Nasarudin, seakan ingin mengingatkan cara SBY berkirim surat kepada PM Malaysia Najib Tun Razak.

SBY tampak takzim mendengarkan ceramah Nasarudin dan mengangguk-anggukBeberapa kali mantan Menkopolhukam itu juga berbisik pada mantan Pangab (Panglima ABRI) Try Sutrisno, yang duduk tepat di sebelah kanan SBY.

Usai berbuka, SBY melakukan sidak (inspeksi mendadak) lokasi pidato pada pukul 20.15 WIBSaat datang, wajahnya tampak sangat serius, seakan-akan siap mengumumkan siaga perang pada MalaysiaSejumlah prajurit TNI yang mengamankan lokasi juga disapa SBY"Siap, siap, siap!" jawab prajurit-prajurit itu dengan sikap sempurna.

Pidato SBY memang sudah ditunggu-tunggu para prajurit TNI sejak beberapa hari laluJawa Pos yang sejak pukul 14.00 WIB kemarin sudah berada di Mabes TNI Cilangkap, berbincang dengan belasan perwira menengah sembari menunggu waktu berbuka puasa tibaRata-rata mereka berharap pidato SBY akan tegas dan keras"Kita ini sebenarnya sudah gemas dengan Malaysia," kata seorang perwira menengah TNI Angkatan Laut.

Karena itu, hati para perwira itu bungah luar biasa saat mendengar informasi bahwa SBY akan bicara di Mabes TNI"Kalaupun nanti Bapak Presiden memerintahkan kita siaga di perbatasan 24 jam pun, kita sangat siap," katanya.

Seorang perwira lain dari AD menuturkan jika masalah dengan Malaysia tak hanya terjadi di laut"Coba Mas ikut kita patroli seminggu di perbatasan daratBanyak sekali problem yang kita hadapi," katanya.

Dia juga berharap SBY bisa menyaingi pidato PM Najib Razak yang seakan-akan memberi ultimatum pada Indonesia agar tidak macam-macam"Apa Malaysia itu tidak berfikir jernih, kekuatan kita ini jauh lebih hebatMau berhadapan satu lawan satu, jelas menang kita," katanya berapi-rapi.

Namun, saat ditemui lagi tadi malam usai pidato SBY, perwira-perwira itu tampak kuyu dan lesu"Kok datar sekali, ya?" katanya sembari menghirup kopi hitam"Rasanya, agak ada yang kurangTapi, ya, kita ini prajurit, apa perintah pimpinan harus jawab siapDitugaskan diam, ya, diam," katanya.

Perwira menengah AU yang ditemui Jawa Pos usai pidato juga menyampaikan kekecewaan pribadinya"Terus terang, bayangan kita, pidato Bapak Presiden lebih menggertakTapi ya, sudahlah," katanya.

Namun, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menganggap pidato SBY sudah tepat dan proporsional"Pesannya tadi jelas sekaliKita harus tetap jaga kedaulatan, tapi mengedepankan diplomasi," kata Djoko, yang tadi malam mengenakan baju batik warna abu-abu.

Tapi kok ada kesan inferior (rendah diri) pada Malaysia? Ditanya seperti itu, Djoko meradang"Ah, siapa bilang? Tidak ada inferiorSimak dong, pidato Bapak Presiden dengan baik," kata alumni Akmil 1975 itu.

Dari catatan Jawa Pos, pidato SBY justru terkesan memuji-muji pemerintah MalaysiaDari 20 menit pidato, sekitar 11 menit digunakan SBY untuk mengingatkan hubungan mesra yang sudah lama terjalin antara Indonesia dengan MalaysiaSBY juga tak segan menyebut relasi Indonesia dengan Malaysia sebagai hubungan sejarah, budaya dan kekerabatan yang paling erat dibanding negara-negara lain.

Lantas, selama sekitar sembilan menit, SBY menggunakannya untuk mengulas kembali penanganan pemerintah atas insiden penangkapan tiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di perairan Bintan oleh petugas patroli MalaysiaSedangkan sisanya, SBY menegaskan solusi yang harus ditempuh kedua negara, agar insiden perbatasan serupa tidak terjadi lagi.

SBY mengatakan, insiden yang dipicu masalah perbatasan harus diselesaikan secara cepat, tegas dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasionalPresiden mengatakan, memelihara hubungan baik dengan negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat pentingTetapi, tentu tetap tidak bisa mengabaikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI.

"Dalam kaitan ini, saya telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Malaysia, yang intinya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya insiden tersebutSaya juga mendorong agar proses perundingan batas maritim dapat dipercepat dan dituntaskan," kata SBY.

Presiden juga meminta klarifikasi atas kebenaran informasi mengenai petugas KKP yang diduga mengalami perlakuan tidak patut dari otoritas Malaysia"Melalui jalur diplomasi, diperoleh informasi bahwa Pemerintah Malaysia saat ini sedang melakukan investigasi atas masalah perlakuan terhadap tiga petugas KKP tersebut," katanya.

Presiden juga mengingatkan agar masyarakat senantiasa menjaga citra dan jati diri kita sebagai bangsa yang bermartabat dalam menjalin hubungan internasional"Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, saya juga merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat IndonesiaSaya sungguh mengerti keprihatinan, kepedulian, bahkan emosi yang Saudara-saudara rasakan," katanya(sof/kum/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Tak Singgung Kekuatan Perang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler