Pihak Prabowo-Hatta Tuding Kubu Jokowi-JK Maling Teriak Maling

Selasa, 15 Juli 2014 – 20:04 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Tim Advokasi Prabowo-Hatta, Mahendradatta menuding kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tengah berusaha menutupi kecurangan yang mereka lakukan selama pemilu presiden. Menurutnya, cara kubu Jokowi-JK menutup kecurangan dengan menyerang kubu Prabowo-Hatta dengan fitnah terus-menerus.

Mahendradatta mengaku heran karena pasca-pemungutan suara pilpres justru Prabowo masih menjadi sasaran fitnah. Padahal, kampanye hitam dan fitnah tidak lagi efektif sebagai strategi pemenangan setelah pemungutan suara tuntas.

BACA JUGA: KPK Telusuri Kecurangan Kepala Daerah di Pilpres

"Saat ini kita tidak bisa apa-apa lagi soal suara. Tapi kenapa terus menerus memojokkan Prabowo, memang akan menambah suara?" kata Mahendradatta di Rumah Polonia, Selasa (15/7).

Ia menduga serangan-serangan itu diorkestrasi oleh kubu lawan untuk menutupi perbuatan mereka. Menurut advokat yang kerap membela pelaku tindak terorisme itu, strategi "maling teriak maling" sudah dikenal luas dalam dunia politik.

BACA JUGA: Delapan Lembaga Survei Dipolisikan

"Di Ukraina ini dipakai, jadi bermain curang dengan menuduh orang curang. Menutupi kelakuannya dengan menuduh," tuturnya.

Ketua Tim Pengacara Muslim ini menghimbau para pendukung Prabowo-Hatta untuk tidak terpancing permainan lawan. Ia meminta mereka fokus mengawasi tahapan penghitungan suara yang kini tengah dilakukan KPU.

BACA JUGA: KPK Bakal Telusuri Pendapatan Tak Resmi Sutan

Ditegaskannya, data yang dimiliki tim Prabowo-Hatta menunjukan bahwa pasangan nomor urut 1 itu meraih suara terbanyak. Data yang sama nantinya akan dipakai oleh KPU dalam menetapkan hasil resmi. "KPU tidak bisa melakukan hal lain selain membaca data, mau diapain juga datanya sangat jelas," tegas Mahendradatta.

Sedangkan Sekretaris Tim Prabowo-Hatta, Fadli Zon menambahkan, tudingan-tudingan yang dilancarkan kubu Jokowi-JK tidak berdasar. Pasalnya, di lapangan justru tim Prabowo-Hatta yang mengalami berbagai tindak intimidasi.

"Bahwa intimidasi terjadi kepada kita secara fisik. Rumah DPC Sumedang dibakar, di Bandung didatangi orang tidak dikenal, diobrak-abrik massa tidak dikenal," kata pria berkacamata itu.

Hanya saja, lanjut Fadli, pihaknya tidak pernah berkoar-koar di media tentang intimidasi itu. Ditegaskannya, Prabowo-Hatta lebih memilih untuk menempuh jalur hukum.

"Kita tidak memperkeruh suasana. Kita langsung laporkan ke Polisi dan Bawaslu," pungkasnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekjen DPR Beber Gaji Sutan di Depan Penyidik KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler