Pilgub Jatim, Gerindra Merasa Lebih Cocok Laki-laki

Kamis, 30 November 2017 – 00:45 WIB
Gerindra. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Partai Gerindra bersikukuh akan mempertahankan poros tengah dalam menghadapi Pilgub Jatim 2018.

Padahal, sebelumnya PAN memberikan sinyal meninggalkan poros baru di Pilgub Jatim itu. Juga PKS yang secara tersirat bakal mendukung pasangan Saifullah Yusuf dan Abdullah Azwar Anas (Gus Ipul-Anas).

BACA JUGA: Maskapai Perbatasan Dibekukan, Anak Buah Prabowo Keberatan

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Abdul Malik. “Sampai detik ini kami masih optimis Koalisi Emas akan solid,” ujar Malik, Rabu (29/11).

Kendati demikian, bukan berarti partai berlambang kepala garuda tersebut saklek pada putusan mengusung poros baru alias poros tengah, alias poros emas.

BACA JUGA: Sebaiknya Khofifah Indar Parawansa Mundur dari Mensos

Dikatakan Malik, jika nantinya ada salah satu partai yang memutuskan keluar dari Poros Emas, ada pilihan politik lain, salah satunya dengan mendukung pasangan calon yang sudah ada.

Lalu siapa di antara Gus Ipul-Anas atau Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang dipilih, dia lebih condong memberikan dukungannya pasangan yang didukung PDI Perjuangan dan PKB.

BACA JUGA: Khofifah, Emil Dardak dan Azwar Anas Tak Perlu Mundur

"Kami lebih memilih Gus Ipul-Mas Anas. Ini karena kami masih berkeyakinan memilih pemimpin itu lebih cocok laki-laki," jelasnya.

Menurutnya, Gerindra berkomitmen pada aturan partai dan tidak akan menyimpang dari hasil rakerda yang telah menjaring beberapa nama.

Ada beberapa nama yang sebenarnya masuk dalam radar partai pimpinan Prabowo Subianto ini. Di antaranya, Khofifah, Gus Ipul, M Nuh dan La Nyalla yang diusulkan dalam rakerda.

Pasca Khofifah dan Gus Ipul sudah diusung parpol lain dan M Nuh tidak berkenan dicalonkan, “Maka tinggal nama La Nyalla. La Nyalla tinggal digodok saja dan dipasangkan dengan cawagub dari PAN atau PKS," terangnya.

Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara ini menduga ada skenario besar yang disengaja agar Partai Gerindra tidak bisa mengusung calon pada Pilgub Jatim mendatang. Hal itu dilakukan untuk kepentingan Pilpres 2019.

"Ini kan aneh, dari menteri masih ingin menjadi gubernur, derajatnya kan turun. Ini jelas ada misi khusus untuk pilgub rasa pilpres. Gerindra akan santai-santai saja, kami tidak yakin hanya dua poros. Kami masih yakin ada Poros Emas," ungkapnya.

Perlu diketahui, saat ini, Partai Gerindra memiliki 13 kursi di DPRD Jatim dan PAN 7 kursi, sedangkan PKS 6 kursi. Jika ditotal, 26 kursi dan sangat cukup untuk mengusung pasangan calon.

Jika ditinggal PKS yang cenderung mendukung Gus Ipul-Anas, Gerindra-PAN masih cukup dengan 20 kursi.

Tetapi jika ditinggal PAN, Gerindra-PKS hanya 19 kursi dan kurang satu kursi untuk mengusung calon sendiri. (bae/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Pede Banget Khofifah Menang di Pilgub Jatim


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler