jpnn.com, BEKASI - Ketua tim advokasi pasangan calon Wali Kota Bekasi Nur Supriyanto-Adhy Firdaus, Bambang Sunaryo menyatakan ada ancaman kekerasan yang dilakukan orang-orang tak dikenal saat pihaknya akan melakukan konferensi pers.
Konferensi pers yang dimaksud terkait dugaan ijazah palsu cawalkot Rahmat Effendi alias Pepen di kantor pengacara Bambang Sunaryo, Ruko Grand Galaxi City, Bekasi.
BACA JUGA: Pilkada Bekasi: Tudingan Ijazah Palsu Kembali Mencuat
"Rencana kami mau mengadakan konferensi pers pada Selasa (5/6) lalu, Pukul 14.00 WIB. Namun tiba-tiba datang beberapa orang berbadan besar dan tegap," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (11/6).
Sejumlah OTK itu, kata Bambang, berteriak-teriak menyatakan jangan menjelek-jelekan putra daerah.
BACA JUGA: Pilkada Kota Bekasi, Surat Suara Disediakan 1,4 Juta Lebih
Menurut Bambang, untungnya kejadian itu tidak sempat menimbulkan korban, karena aparat kepolisian sigap meredakan situasi setelah dihubungi.
"Akhirnya saya hubungi pihak kepolisian. Datanglah Kapolsek Bekasi Selatan untuk meredakan situasi. Gerombolan itu kemudian membubarkan diri," katanya.
BACA JUGA: KPU Kota Bekasi Gencar Sosialisasi ke Pemilih Pemula
Bambang sangat menyesalkan terjadinya insiden tersebut, karena membuat suasana Pilkada Kota Bekasi yang damai menjadi terkotori.
"Sangat disayangkan, demokrasi dinodai dengan premanisme untuk menekan," kata Bambang.
Untuk diketahui, kasus dugaan penggunaan ijazah palsu cawalkot Rahmat Effendi alias Pepen di SMAN 52 Jakarta Utara, kembali mengemuka jelang Pilwalkot Bekasi 2018.
Kasus ini sebelumnya pernah mencuat pada 2015 lalu, tapi ketika itu pihak kepolisian menghentikannya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Alat Peraga Kampanye di Tempat Terlarang
Redaktur & Reporter : Ken Girsang