Pilkada DKI Masih Diwarnai SARA, Sebaiknya Berguru ke Merauke

Senin, 17 Oktober 2016 – 22:33 WIB
Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Andi Syfrani menilai situasi politik di DKI Jakarta sudah sangat tidak sehat. Pasalnya, serangan-serangan yang terlihat  di dunia maya justru saling caci dan berbau suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA).

"Mestinya dengan masyarakat yang plural serta banyak yang berpendidikan, kontestasi politik di Jakarta berlangsung secara sehat dan dewasa. Tapi ternyata tidak,” katanya, Senin (17/10).

BACA JUGA: Ssstt... Haji Lulung Jadi Mata-Mata Kubu Djan Faridz

Dia menegaskan, justru fenomena menarik terjadi di Merauke, Papua. Ada realitas politik di pilkada Merauke yang patut dicermati.

“Justru realitas politik pada (Pilkada,red) Merauke, Papua lebih menarik untuk dikaji. Cara berpolitik yang ada sangat sehat," ujarnya.

BACA JUGA: Resmi, PPP Djan Faridz Deklarasikan Dukungan untuk Ahok-Djarot

Andi bahkan menyarankan pihak-pihak yang bertarung di pilkada Jakarta belajar pada kondisi yang terjadi di Merauke. Meski jauh dari pemerintahan pusat, namun kontestasi pilkada di daerah ujung timur Indonesia itu justru sangat dewasa.

Bupati yang terpilih saat pilkada Merauke  pada 2015 lalu adalah Frederikus Gebze  yang beragama Katolik. Wakilnya adalah Sularso yang seorang muslim.

BACA JUGA: Partai Besutan Tommy Soeharto Yakin Bisa Bersaing di Pemilu 2019

Menariknya, mereka diusung PPP, yang notabene adalah partai berasas Islam. Sementara partai pendukung lainnya adalah Gerindra.

"Di ibu kota dengan kumpulan masyarakat yang lebih plural dan berpendidikan mestinya lebih bisa hidup dengan menghargai perbedaan. Politik bukanlah alasan untuk mengingkari dan menolak pluralisme," ujar Andi.

Karenanya Andi melihat hal yang terjadi di Merauke patut diteladani. Artinya, memilih calon kepala daerah tidak melihat latar belakang SARA.

"Memilih calon harusnya memang bukan atas preferensi kesamaan agama semata.  Mengusung calon itu harusnya lebih mengedepan pada kapabilitas, track record, moralitas, publik, dan visi misi yang sesuai," kata Andi.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayo Terbuka saja, Apa yang Ditakutkan Pengusaha Besar?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler