jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar 1st Senior Officials Meeting (SOM) G20 pada Jumat, 22 April.
Pertemuan ini sebagai awal rangkaian kegiatanG20 di bidang kebudayaan menuju G20 Culture Ministers’ Meeting.
BACA JUGA: Update Terkini G20 dari BI, Konon Ada 3 Kabar Tak Sedap
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, ada dua tujuan utama Kemendikbudristek mengambil kepemimpinan G20 bidang kebudayaan.
Pertama, untuk membangun konsensus global untuk normal baru yang berkelanjutan. Kedua, menginisiasi agenda pemulihan global melalui pembentukan jaringan aksi bersama di bidang kebudayaan.
BACA JUGA: Pimpin Pertemuan TF ESC B20, Dirut Pertamina Ajak Peserta Bekerja Sama Lakukan Hal Ini
Memimpin SOM G20 bidang kebudayaan perdana, Hilmar Farid mengatakan, pertemuan ini akan fokus membahas peran budaya dalam mempromosikan kehidupan yang berkelanjutan.
“Pertemuan akan mengeksplorasi kemungkinan normal baru, yaitu transisi menuju kebijakan pembangunan yang lebih berorientasi pada keadilan sosial-ekologis berdasarkan keragaman sumber daya budaya,” tutur Hilmar di Jakarta, Jumat (22/4).
BACA JUGA: Surat Terbaru Kemenag soal Pretes PPG Guru PAI, Perhatikan 6 Ketentuannya
Hilmar menyebutkan ada lima isu utama yang akan dibahas dalam pertemuan ini. Pertama, mengenai peran budaya sebagai pendorong kehidupan berkelanjutan.
Kedua, tentang dampak ekonomi, lingkungan dan sosial dari kebijakan berbasis budaya.
Ketiga, tentang cultural commoning (pengelolaan bersama atas sumber daya budaya) yang mempromosikan gaya hidup berkelanjutan di tingkat lokal.
Keempat, akses yang berkeadilan untuk peluang ekonomi budaya.
Kelima, mobilisasi sumber daya internasional yang untuk mengarusutamakan pemulihan berkelanjutan dengan menginisiasi suatu mekanisme pendanaan untuk pemulihan seni dan budaya yang sangat terpukul selama pandemi.
Hilmar menjelaskan, dalam mempromosikan gaya hidup baru ini, budaya memainkan peran penting.
Berbagai pengetahuan, institusi, ekspresi budaya, dan praktik yang diwarisi telah melewati ujian waktu sehingga terus dibawa ke zaman modern.
Jika berbagai sumber budaya ini dikonsolidasikan, akan ada sarana untuk menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
“Inilah jalan kebudayaan yang ditawarkan Presidensi Indonesia di G20,” tegas Hilmar.
Puncak dari G20 bidang Kebudayaan adalah Culture Ministers’ Meeting (CMM) yang akan diselenggarakan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12 dan 13 September 2022.
Pada pertemuan para Menteri Kebudayaan ini, Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan, antara lain Kirab Budaya, Rapat Raksasa, Konser G20, dan Ruwatan Bumi.
Menurut Hilmar, Kirab Budaya dan Rapat Raksasa rencananya akan dihadiri tidak kurang dari 2.000 pelaku budaya, masyarakat adat, dan komunitas budaya. Sementara, Konser G20 akan melibatkan kolaborasi musisi dari negara-negara G20.
Selain itu, Ruwatan Nusantara, Student Festival, Indonesia Bertutur, Konferensi Internasional Kebudayaan Indonesia, dan beragam kegiatan lainnya akan diselenggarakan untuk menyukseskan G20 bidang Kebudayaan. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 369 PPPK Guru Tahap 1 Terima SK, Dikontrak Per 1 Januari 2022, Mantap!
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad