Pimpin Razia, Wali Kota Jayapura jadi Korban

Jumat, 03 Juni 2016 – 09:43 WIB
Operasi yustisi e-KTP di Pelabuhan Jayapura, Kamis (2/6), yang awalnya lancar terpaksan dihentikan lantaran ulah sekelompok warga yang membuat keributan. Foto: Noel/Cenderawasih Pos

jpnn.com - JAYAPURA - Operasi yustisi e-KTP yang digelar Pemerintah Kota Jayapura di Pelabuhan Jayapura, Kamis (2/6) sempat tegang. Sekelompok warga membuat keributan saat razia digelar.

Akibatnya, Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano pun menjadi korban. Tomi Mano terkena pukulan, meski hanya di bagian tangan, ketika hendak menenangkan kelompok pemicu kerusuhan tersebut.

BACA JUGA: Innalillahi... Bus Piknik Rombongan SD Seruduk Truk, Berantakan

Ya, operasi yang melibatkan gabungan aparat Pemkot Jayapura, Pengadilan Negeri Jayapura, Polri, TNI dan petugas Pelni ini awalnya berjalan lancar. Penumpang KM Labobar yang turun dari atas kapal secara tertib menjalani pemeriksaan oleh petugas gabungan. 

Namun ketegangan mulai terjadi sekitar pukul 09.30 WIT saat sekelompok warga berusaha masuk ke dalam Pelabuhan Jayapura dan meminta aparat gabungan untuk meloloskan kerabat mereka yang baru turun dari kapal tanpa harus menjalani pemeriksaan operasi yustisi. 

BACA JUGA: Kasihan.... Suami Telantar Diusir Mertua, Gara-gara Kecil Banget...

Petugas gabungan mencoba menenangkan kelompok warga yang berjumlah sekitar sepuluh orang tersebut dan memberikan penjelasan, namun hal itu tidak diterima. Mereka bahkan tetap menuntut agar kerabat mereka tidak menjalani pemeriksaan.

"Kami hanya ingin saudara kami keluar. Jangan diperiksa karena mereka dari kampung. Cepat keluarkan mereka,” ungkap salah seorang warga yang melakukan protes dari balik pagar pembatas. 

BACA JUGA: Maaf, Karaoke Selama Ramadan Hanya Bisa Dua Jam

Keadaan makin tak terkendali saat sekelompok warga ini terus mendesak untuk masuk ke pelabuhan. Wali Kota Tomi Mano didampingi Kapolsek KPL Jayapura, Iptu Abraham Soumilena berusaha menenangkan dan memberikan penjelasan kepada kelompok warga yang melakukan protes. 

Namun puluhan warga ini tetap bersikeras dan menerobos masuk dengan memanjat pagar pembatas. Suasana semakin tak terkontrol karena puluhan warga yang menorobos masuk ini melakukan perlawanan saat berusaha diamankan oleh aparat.

Dalam situasi tersebut, Wali Kota Tomi Mano yang mencoba menenangkan suasana terkena pukulan di bagian tangan oleh salah seorang warga melakukan perlawanan saat diamankan polisi. Meskipun sempat terkena pukulan, Wali Kota Tomi Mano terus berusaha menenangkan warga dan penumpang yang turun dari atas kapal hingga situasi kembali normal. 

“Penumpang jalan terus jangan menonton atau melihat kiri kanan, tetapi langsung ke pintu keluar,” pinta Wali Kota Tomi Mano saat mengarahkan penumpang yang turun dari kapal. 

Melihat kondisi yang kurang kondusif, Wali Kota Tomi Mano akhirnya memutuskan untuk menghentikan kegiatan Operasi Yustisi e-KTP. Wali Kota Tomi Mano menyayangkan aksi protes yang dilakukan sekelompok warga dan sempat membuat keributan di pelabuhan. Sebab operasi Yustisi e-KTP yang dilakukan di Pelabuhan Jayapura bukan pertama kali dilakukan Pemkot Jayapura dan hal ini sudah lama disosialisasikan.

“Pemkot Jayapura tidak memenjarakan orang, hanya ingin memeriksa identitas diri sebagai warga negara Indonesia yang baik. Hal ini kami lakukan karena Kota Jayapura adalah daerah wajib e-KTP dan ini merupakan perintah," kata Pak Wali.

Meskipun sempat terjadi sedikit keributan sehingga operasi e-KTP terpaksa dihentikan, Pemkot Jayapura menurut Wali Kota Tomi Mano tetap akan melakukan operasi serupa di Pelabuhan Jayapura. “Kami tetap akan melakukan Operasi Yustisi e-KTP dan melakukan pemeriksaan e-KTP pada kapal berikutnya yang sandar di Pelabuhan Jayapura,” tambahnya. (oel/nat/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Kapal Kontainer 15 Unit di Lamongan, Kemenhub Habiskan Rp 1,6 triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler