jpnn.com - JAKARTA – Para ulama yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan aksi peduli korban gempa bumi yang melanda Pidie Jaya, Langa, Bireun, dan Ule Gle, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Mereka menyerukan seluruh umat Islam bersatu membantu warga Aceh yang terkena musibah.
BACA JUGA: Maaf Ya... Fraksi Golkar Ogah Revisi UU MD3 Jelang Reses
Ketua GNPF MUI Ustaz KH Bachtiar Nasir (UBN) mengatakan, salah satu indikator sebagai seorang muslim adalah memiliki kepekaan terhadap sesama muslim lainnya jika tersakiti.
Karena itulah, para pimpinan GNPF berkunjung ke Aceh untuk misi kemanusiaan melalui GNPF Peduli Aceh.
BACA JUGA: Pemimpin Harus Jamin Inovasi Bisa Berkelanjutan
"Kenapa kita datang ke Aceh, karena kita harus merasakan apa yang dirasakan sesama muslim. Kalau banyak orang dari luar Aceh datang ke Pidie. Apalagi orang Aceh sendiri, pasti nggak mau ketinggalan dalam aksi peduli ini," ungkap UBN dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/12).
Kunjungan GNPF ke Aceh diikuti juga Wakil Ketua GNPF KH Misbahul Anam dan Panglima Aksi Bela Islam, Munarman.
BACA JUGA: KLHK Rangkul Berbagai Elemen Menjaga Lingkungan
Bencana alam yang menewaskan lebih 100 warga Aceh tersebut mendapatkan prioritas dari GNPF.
Menurut UBN, aksi peduli GNPF ini untuk menunjukkan GNPF adalah gerakan yang selalu menyertai umat.
Domain GNPF adalah menyatukan elemen umat Islam dengan membagi-bagi tugas.
"Tugas kita merangkul kekuatan dari simpul-simpul umat. Penggalangan dana ini hanya sesaat untuk mengikat umat," kata pimpinan AQL Islamic Center ini.
Yang paling penting dari aksi kepedulian ini, kata dia, mempersatukan persaudaraan muslim.
"Anda tahu nikmatnya persatuan? Hanya Allah yang bisa menyatukan kita. Nikmat bersatu dan bersaudara adalah nikmat dari Allah SWT. Jika tidak punya keinginan bersatu itulah orang miskin sesungguhnya. Persatuan umat adalah cikal bakal persatuan Indonesia," katanya.
Ditambahkan Munarman, kondisi warga pascabencana harus segera dinormalkan agar mereka tidak berlama-lama di tenda pengungsian.
Karenanya, semua pihak harus bersinergi agar warga bisa kembali beraktivitas normal. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hati-hati! ISIS Sudah Punya Proxy di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi