Pinhantanas dan UI Dorong Kemandirian Industri Pertahanan

Senin, 08 Oktober 2018 – 23:15 WIB
Suasana penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Universitas Indonesia (UI) dengan Perkumpulan Industri Pertahanan Nasional (Pinhantanas) di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Senin (8/10). Foto:

jpnn.com, JAKARTA - Kerja sama antara pelaku industri dan akademisi akan menjadi fondasi dalam mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

Cita-cita itu pula yang melandasi penandatanganan nota kesepahaman bersama atau memorandum of understanding (MoU) antara Universitas Indonesia (UI) dengan Perkumpulan Industri Pertahanan Nasional (Pinhantanas) di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Senin (8/10).

BACA JUGA: Aboe Minta Pemerintah Dukung Industri Pertahanan Nasional

Ketua Dewan Pengawas Pinhantanas, Dr. Connie Rahakundini Bakrie mengatakan momen penandatanganan kerja sama ini menunjukkan bahwa pemerintah mendukung penuh sinergi antara kampus dan industri pertahanan nasional. Terutama dalam hal pengembangan riset menuju kemandirian industri pertahanan nasional.

“Kami ingin bekerja sama dalam bidang penelitian dan pengembangan, pembuatan prototipe, hingga produksi,” Connie seusai penandatanganan nota kesepahaman tersebut.

BACA JUGA: Reza Rahadian Berbagi Ilmu di UI

Menurut Connie, kerja sama antara industri pertahanan nasional dan kampus akan membantu tegaknya UU Nomor 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, khususnya soal pengadaan Alpalhankam strategis dan juga memperkuat kemampuan perkembangan teknologi perang kita.

Menurutnya, kerja sama yang terjalin antara Pinhantanas sebagai pelaku industri dan Universitas Indonesia sebagai dunia akademis akan menguntungkan kedua belah pihak.

BACA JUGA: Kampus Harus Bisa Identifikasi Gejala Tidak Bagus

Di satu sisi, kerja sama ini memungkinkan Universitas Indonesia lebih cepat lagi mencapai targetnya sebagai kampus yang terdepan dalam applied science. Tidak hanya kampus sebagai lembaga, mahasiswa dan dosen pengajar bisa terlibat langsung dalam proses penelitian dan pengembangan di dapur produksi industri pertahanan.

“Akan ada banyak ilmu yang bisa diserap dari mitra industri pertahanan regional dan global,” kata Connie lagi.

Dengan kata lain, dunia akademis, akan memperoleh manfaat berupa riset berteknologi tinggi serta laboratorium kelas dunia. Para peneliti bisa punya ruang praktik yang konkret. Ilmu akan bisa diterapkan, sehingga terwujud applied science, yaitu ilmu dan teknologi yang tepat guna, tidak berhenti sebatas proposal penelitian saja. Sedangkan bagi Pinhantanas sebagai pelaku industri, manfaat kerja sama ini adalah tersedianya pasokan pikiran dan tenaga yang berkualitas.

Sebagai salah satu mesin ekonomi, industri pertahanan tidak hanya menghasilkan lapangan kerja langsung. Tapi juga menciptakan lapangan kerja di sektor lain yang membentuk bagian dari rantai pasokan. Ada manfaat potensial lainnya yang juga bisa kita rasakan, yakni pembentukan teknologi dan proses manufaktur sebagai modal dasar inovasi.

Sebagai catatan, ada potensi ekonomi Industri Pertahanan dalam negeri, yakni anggaran Pengadaan Dalam Negeri (PDN) 2014-2019 yang mencapai Rp15 triliun. Diperkirakan juga 40 persen anggaran pertahanan dari Kementerian Pertahanan untuk pengadaan dalam negeri akan diserap oleh Industri Pertahanan Nasional.

 

Alokasi anggaran sebesar ini akan juga bisa dirasakan dunia kampus yang bekerja sama dengan pelaku industri pertahanan.

“Kalau bisa, anggaran itu juga masuk ke fasilitas riset dan pengembangan kampus lewat proyek-proyek bersama dengan Pinhantanas,” harap Connie.

Menurutnya, akan lebih bermanfaat bila anggaran PDN yang diserap oleh pelaku industri pertahanan nasional, disalurkan kembali ke laboratorium-laboratorium kampus mitra Pinhantanas. Ketimbang harus keluar ke fasilitas riset di luar negeri.


“Ini akan memperkecil potensi brain drain, atau larinya bakat-bakat berkualitas dalam negeri ke mancanegara,” kata Connie.

Di tempat yang sama, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rosari Saleh menegaskan kerja sama antara kampus dan Pinhantanas adalah wujud dukungan yang nyata pada kepentingan yang selaras dengan semangat meningkatkan serapan output industri dalam negeri, demi mengejar kemandirian industri pertahanan.

“Keberadaan Pinhantanas sendiri merupakan sebuah terobosan untuk mendukung kemandirian alutsista secara sinergis mengisi peluang-peluang yang belum bisa dipenuhi oleh badan-badan negara,” kata Rosari.

Sejauh ini, Rosari juga melihat bahwa dukungan terhadap Pinhantanas datang dari berbagai kalangan, bukan dari kampus saja. Tapi dari Menteri Pertahanan, Panglima TNI, DPR, hingga lembaga finansial seperti Askrindo dan perbankan.

Kerja sama Pinhantanas dengan UI, diharapkan Rosari bisa mengatasi soal penelitian dan pengembangan. “Paradigma birokrasi dengan pola fiskal tradisional masih menganggap litbang sebagai unsur biaya dengan indikator kinerja berupa barang,” kata Rosari.

Padahal sebenarnya, kontribusi litbang yang paling dasar adalah menemukan kesalahan-kesalahan pokok yang harus dihindari sebelum memasuki fase produksi. Kontribusi litbang berikutnya adalah menemukan cara-cara optimalisasi sumber daya nasional yang dapat mencegah pengeluaran devisa dan lebih jauh lagi mencegah ketergantungan strategis.

Industri yang didukung oleh pemerintah dan lembaga akademis akan menciptakan industri pertahanan nasional yang dihormati di mata negara-negara lain mitra kerja sama.

Di tingkat yang lebih lanjut, kerja sama Pinhantanas dan kampus akan memastikan teknologi pertahanan kita akan berkembang sesuai karakteristik khas Indonesia. Karena sumber daya aset intelektualnya berasal dari bangsa sendiri, yang lebih mengerti kondisi kekhasan Indonesi.

Hal ini juga menjamin semua aset intelektualnya milik Indonesia, mulai dari pemikiran, konsep, gagasan, hingga pelaksanaan. Sehingga ketika kita berbicara di luar, kita bisa menyatakan dengan tegas bahwa inilah konsep dan produk industri pertahanan Indonesia yang mandiri.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Please, Jangan Mudah Menuding Kampus Terpapar Radikalisme


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler