jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan Sarjana Pertanian mengadakan serangkaian kegiatan yang menjadi puncak agenda Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (12/5).
Muhammad Adnan Anwar selaku ketua panitia menyampaikan tiga rangkaian kegiatan Perhimpunan Mahasiswa Pertanian Indonesia yakni seminar, call of papper dan Rembug.
BACA JUGA: Sumbar Jadi Tuan Rumah Penas XVI 2020
Menurutnya, sebanyak 45 judul telah diterima panitia dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan beberapa lembaga riset untuk kegiatan call of paper. Bahan tersebut terkait persoalan dan perspektif untuk meningkatkan daya pikat dan ketertarikan generasi muda berwira usaha dan berkecimpung di agrobisnis.
Ketua BPW PISPI Sulawesi Selatan, Suwardi Bakri menyampaikan pada aspek demografi dan struktur umur angkatan kerja di sektor pertanian banyak diisi orang tua, 62 persen tenaga kerja di sektor pertanian berusia lebih dari 45 tahun.
BACA JUGA: Arena Penas XV Ditetapkan Jadi Agro Wisata Aceh
Dia juga menyampaikan bahwa lebih dari 70 persen pada tahun 2045 komposisi demografi Indonesia, usia produktif angkatan kerja. World Bank, telah melakukan kajian dan rekomendasi berdasarkan tipe negara antara lain: pre-dividend, early-dividend, late-dividend, dan post dividend.
“Kategori late-dividend ini menekankan pada percepatan pembukaan lapangan kerja produktif untuk mengantisipasi pertumbuhan populasi dan menikmati bonus demografi di masa mendatang,” katanya.
BACA JUGA: Bupati dan Petani Tabanan Terima Satya Lencana dari Jokowi
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan dalam sambutannya diwakili Asisten II mengapresiasi Sulsel menjadi tempat pelaksanaan rembug PISPI. Pasalnya, pertanian Sulawesi Selatan adalah pilar pembangunan pertanian nasional.
Tercatat ada 21 propinsi di Indonesia yang sebagian berasnya di supply dari hasil produksi beras Sulawesi Selatan. Presiden Jokowi pun menyampaikan pesan dan harapan agar Sulsel terus menjaga produksi pertaniannya.
Sementara itu, Catur Budi Harto Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI yang juga Bendahara Umum PISPI merespons dan mengajak Sarjana-sarjana pertanian melalui PISPI untuk mendukung dan memanfaatkan program pemerintah.
Saat ini ada program Perhutanan Sosial dan Kartu Tani yang bisa digunakan dan sangat membantu bagi yang mau usaha tani dengan memanfaatkan tanah-tanah terlantar milik BUMN.
Selaku direktur BNI, dia juga mengajak PISPI Jateng, PISPI Jatim dan PISPI Jabar untuk verifikasi dan penyaluran kartu tani terkait berubahnya kebijakan kepada penerima. Program kartu tani dan perhutanan sosial.
“Jangan takut dan ragu untuk menjadi pengusaha pertanian. Seluruh BUMN bersinergi dan bersatupadu untuk membangun dan membantu sektor pertanian,” katanya.
Ketua BPP PISPI, Kamhar Lakumani menegaskan kesiapan PISPI untuk menjadi penggerak dan pendorong tumbuh kembangnya pelaku usaha agribisnis. Apalagi ada peluang akses perbankan, utamanya bank pelat merah yang mendapatkan mandat pemerintah bersama BUMN lainnya untuk membantu pertanian.
“Ini adalah peluang yang mesti dimanfaatkan sebagai antisipasi dan upaya mewujudkan Indonesia emas 2045 dengan memanfaatkan bonus demografi yang jika diabaikan bisa menjadi beban,” katanya.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Cukup Hanya Peran Kementan Menjaga Kesuburan Lahan Pertanian
Redaktur & Reporter : Friederich