PKB Ikut Disentil Dokumen Wikileaks

Sebut SBY Intervensi Polemik Kepengurusan Pada 2004

Minggu, 13 Maret 2011 – 08:28 WIB

JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa juga ikut terseret polemik pemberitaan dua media Australia, The Sydney Morning Herald dan The AgeTerhadap hal itu, PKB Gus Dur siap menindaklanjutinya

BACA JUGA: Pemerintah Belum Putuskan Penerimaan CPNS 2011

Yaitu, dengan terus mencermati semua info untuk membuka sebesar mungkin potensi ada tidaknya intervensi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam konflik PKB selama ini

    
"Sebab fakta di lapangan, kasus PKB baik periode Alwi (Alwi Shihab, Red) dan Muhaimin (Muhaimin Iskandar, Red), semuanya mengindikasikan memang ada benang merahnya," ujar Sekjen DPP PKB Gus Dur, Imron Rosyadi Hamid, di Jakarta, sabtu (12/3)

BACA JUGA: Remunerasi PNS Daerah Mulai Medio 2011



PKB Gus Dur adalah kekuatan politik sempalan dari PKB (Muhaimin Iskandar)
Ketua umumnya, sesuai hasil Muktamar di Surabaya 2010 lalu, adalah putri Gus Dur Yenny Wahid

BACA JUGA: Disiapkan Rp300 M untuk 33 Gubernur



Imron menyatakan, indikasi kuat agar PKB tetap menjadi supporting system SBY kuat menyertai dalam setiap babak konflik PKB selama ini"Karena di sisi lain, kita tahu Gus Dur selama ini tetap dikenal sangat kritis terhadap SBY hingga akhir hayat beliau," imbuhnya.      
       
Dalam dokumen yang bocor ke WikiLeaks yang kemudian diberitakan oleh dua media Australia, juga menyebut-nyebut nama Mensesneg Sudi Silalahi, sebagai tangan Presiden SBYSudi diberitakan telah mengintervensi pengadilan dalam kasus sengketa kepemimpinan PKB antara kubu Alwi Shihab dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada sekitar 2004.

Sudi yang dikenal dekat dengan Presiden SBY itu disebutkan mengintimidasi hakim yang menangani kasus tersebutYakni dengan mengatakan, jika memenangkan kubu Gus Dur, maka itu sama dengan membantu menggulingkan pemerintahan SBY.

Saat dikonfirmasi soal tudingan itu, Sudi dengan tegas membantahnyaDia mengatakan, tudingan itu sudah pernah muncul sebelumnya"Naudzubillah min dzalikTidak pernah saya menelepon hakim, apalagi pengadilan," kata Sudi di Istana Presiden, Jumat (11/3).
    
Mantan Menseskab itu menegaskan tidak pernah melakukan campur tangan atas proses hukum yang berlangsung"Jadi, (berita) itu tidak benar," tegas Sudi
       
Faktanya, polemik kepengurusan di PKB saat itu tetap dimenangkan Gus Dur dan kawan-kawanPemberitaan The Age juga menyatakan ketidakberhasilan Sudi dalam arti langsung tersebutMereka mengungkap, didasarkan pada sumber-sumber di Kedubes AS yang berhubungan dekat dengan PKB dan pengacara yang terlibat dalam kasus ini, pendukung Gus Dur juga melakukan perlawanan terhadap gerakan Sudi

Yaitu, dengan menyuap hakim"Pendukung Wahid membayar hakim dengan uang suap Rp 3 miliar untuk putusan yang memberikan kontrol pada PKB Wahid bukannya faksi pembangkang," tulis The Age.
       
Namun, lanjut pemberitaan The Age, tujuan strategis SBY sesungguhnya tetap tercapaiMelalui sejumlah tekanan eksternal, PKB Gus Dur akhirnya memutuskan mendukung pemerintahIndikasinya, PKB tetap memiliki 3 perwakilan di kabinet SBY yaitu Menakertrans Erman Suparno, Menteri Percepatan Pembangunan Kawasan Tertinggal Saifullah Yusuf, dan Zanuba Ariffah Chasoh (Yenny Wahid) sebagai staf ahli presiden

Seperti diketahui, pada sekitar 2004 tersebut, PKB mengalami konflik internal yang akhirnya memecah PKB jadi dua kubuDPP PKB kubu Gus Dur yang juga didukung Muhaimin Iskandar hasil Muktamar Semarang memutuskan menggugat keabsahan Muktamar PKB di Surabaya yang diselenggarakan Alwi Sihab dan kawan-kawanKarena, menganggap telah secara tidak sah menggunakan logo dan atribut PKB.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPP PKB Hanif Dhakhiri yakin bahwa isu yang diberitakan dua media Australia tersebut tidak benar"Apalagi masanya juga sudah lewat, tak ada gunanya diperpanjang," tegas Hanif
       
Menurut dia, kegaduhan politik yang berbasis pada isu-isu tak jelas seperti yang disampaikan dua media Australia hanya akan mengganggu kinerja pemerintah dalam menyejagterakan rakyat"Jadi, nggak perlu lah diulur kesana kemari dan dipolitisasi," sindirnya

Yang penting, lanjut dia, bagaimana makin meneguhkan kondisi PKB yang makin terkonsolidasi dan solid sekarang ini"Dengan modal soliditas dan kerja keras segenap kader, insya Allah PKB dapat mengembalikan kebesarannya pada pemilu mendatang," pungkas Hanif(dyn/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pusat Siapkan Dana untuk Kesultanan Yogya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler