Menurut pengamat Politik dari Universitas Paramadhina, Yudi Latief, langkah PKS itu sama saja dengan mencitrakan diri sebagai bagian orde baru
BACA JUGA: Calon Komisi Informasi, Ada Titipan?
“PKS telah berniat untuk meninggalkan para pemilih tradisional merekaBACA JUGA: Seleksi Komisi Informasi Tertutup?
PKS berusaha mengindentifikasian diri dengan hal-hal yang berkaitan dengan orde baru,” ujar Yudi pada diskusi bertema “Presiden Harapan dan Harapan Terhadap Presiden” yang diselenggarakan Forum PPP Mendengar di Jakarta, Selasa (25/11).Yudi mencontohkan langkah PKS belakangan ini melalui iklan politiknya yang menempatkan Soeharto sebagai guru bangsa
BACA JUGA: Belum Pasti, Mutasi Kapolda Riau
“Dengan strategi ini mungkin saja PKS yang hanya memiliki konstituen loyal satu juta orang akan membidik masa mengambang yang jumlahnya lebih besarNamun langkah ini tentunya akan berdampak perginya para konsituen tradisional mereka dan meninggalkan PKS,” ulasnya.
Namun demikian Yudi mengakui langkah PKS itu merupakan langkah politik yang beraniAlasannya, PKS berani meninggalkan konstituen loyalnya demi satu hal yang juga belum tentu bisa diraih
“Karena karakteristik masa mengambang adalah masyarakat menengah ke bawah yang tidak peduli dengan isu-isu elitis seperti rekonsiliasi, pembangunan ekonomi bahkan korupsi sekalipunMasa mengambang ini juga seringkali menilai bahwa orde baru lebih baik dari saat ini dan inilah yang nampaknya dimanfaatkan oleh PKS,” tegasnya.
Lebih lanjut Yudi menambahkan, langkah PKS akhir-akhir ini menunjukkan adanya pergesaran nilai PKS yang tadinya agamis menjadi sebuah partai yang bergerak lebih pragmatis“Tetapi diferensiasi yang dilakukan oleh PKS menjadi kaburPKS pun terkesan telah meninggalkan nilai khas mereka yang tidak pragmatis dan bersih serta agamis,” pungkasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Status Cekal Djoko Chandra Dicabut
Redaktur : Tim Redaksi