jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syarif Hidayat memprediksi pemecatan Fahri Hamzah sebagai kader PKS bakal membuat kehebohan baru: adu argumentasi DPP PKS versus Fahri.
"Buntut pemecatan, akan terjadi perseturan argumentasi. Siapa yang tidak menggunakan argumentasi yang logis akan ditinggal konstituen. Saya melihat, di samping Fahri tangguh dalam berargumentasi dan logis, dia juga didukung oleh banyak kalangan intelektual dan aktivis," kata Syarif, Selasa (5/4).
BACA JUGA: Hasto: Kami Hormati Kritik Pak SBY, tapi...
Menurut dia, para pemilih PKS terutama yang di perkotaan adalah para pemilih logis. Karena itu ujarnya, masing-masing pihak harus bisa menyuarakan alasan logis.
"Siapa yang tidak logis dan lebih mengedepankan kekuasaan siap-siap saja ditinggal konstituen. Saat ini saya melihat kaum intelektual perkotaan berada di belakang Fahri karena logika-logika yang dikembangkannya bisa diterima," tegasnya.
BACA JUGA: Jangan Dipaksa, Ini Tidak Sehat...
Selain itu lanjutnya, kedua belah pihak juga harus berhati-hati dalam mengambil langkah. PKS akan ditinggalkan konstituennya jika ternyata bergabung dalam pemerintahan dan mendapatkan jatah kursi menteri karena berlawanan dengan sikapnya yang selama ini menjadi oposisi.
Demikian juga Fahri, menurut Syarif, harus juga hati-hati. Kalau dia pindah partai karena tekanan di internal, maka orang akan melihatnya seperti politisi oportunis.
BACA JUGA: Gawat! Ini Pihak yang Diperkarakan Fahri Hamzah
"Buat PKS saat ini ibarat buah si malakama. Jika bergabung ke pemerintahan, dia akan dihujat bahwa pemecatan Fahri dilakukan karena pesanan pemerintah. Kalau tidak bergabung pemerintahan, PKS rugi dua kali. Tidak dapat jatah kursi menteri, PKS juga kehilangan kader Fahri yang dikenal vokal dan kritis. Fahri adalah kader PKS yang potensial mendulang suara di NTB," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKB: Kader Kami Masih On The Track
Redaktur : Tim Redaksi