BACA JUGA: Pertamina Tetap Optimis Naikkan Produk
Hal tersebut terungkap dalam kunjungan Dirut PLN Dahlan Iskan saat meninjau industri baja di PT Gunung Garuda, PT Gunung Raja Paksi dan PT Gunung Gahari Buhara dan PT Bukit Terang Paksi Galvanizing (Gunung Steel Group ) di Bekasi, Rabu (28/4).Setelah melakukan kunjungan selama lebih satu jam di area industri baja seluasnya 200 hektar, dengan tenaga kerja lebih dari lima ribu orang, Dahlan mengaku kagum dengan kemampuan industri baja dalam negeri yang dapat menunjang pengembangan kelistrikan nasional
BACA JUGA: Pemerintah Harus Kritisi Gerakan Anti Tembakau
Ternyata potensi produksi baja dalam negeri begitu besar, guna menopang pengembangan kelistrikan," terang Dahlan saat ditemui usai meninjau lokasi pabrik.Bahkan, kata Dahlan, banyak sekali komponen kelistrikan yang bahan-bahannya bisa dibuat dan dihasilkan di pabrik besar ini
Corporate Advisor Gunung Steel Group, Moh Rapsel Ali dalam kesempatan yang sama dengan Dirut PLN menambahkan, seyogyanya pelaku maupun pengguna produk baja dan komponennya lebih menggunakan produk baja yang dihasilkan produsen dalam negeri
BACA JUGA: Goodyear Capai Lonjakan Laba Hampir 15 %
Mengingat hasil produksi baja yang diproduksi anak bangsa, tidak kalah bersaing baik secara kualitas maupun kuantitas dengan baja luar negeri"Upaya ini harus ditopang dengan kebijakan pemerintah yang pro terhadap industri dalam negeriJangan import minded,” ujarnya kemudian mengungkapkan bahwa Gunung Steel Group telah mengekspor produknya ke beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, India, dll.Saat kunjungan ke lokasi industri, Dahlan Iskan didampingi Komisaris Utama Gunung Steel Group DrChairuddin, dan Direktur Kenji Pangestu, Corporate Advisor MohRapsel Ali dan Basri Cako, serta Ketua Umum Asosiasi Pabrikan Tower Indonesia (Aptindo) Ahmad Fahmi
Ahmad Fahmi menuturkan, sebenarnya kemampuan industri baja dalam negeri sangat baik dan memenuhi kebutuhan baja dalam negeri"Kalau dari sisi kualitas kita semua bisa merasakan bagaimana kemampuan produksi kita yang tak kalah dengan kualitas produk luar negeriKualitas tidak menjadi persoalan sama sekaliKita mampu menghasilkan baja yang berkualitas tinggi dengan harga yang bersaing,” tuturnya.
Namun lanjutnya, pemerintah kita mengalami kegamangan, karena terlalu terikat dengan peraturan perdagangan globalPadalah peraturan perdagangan global tidak terlalu mengikat sebegitu ketatnya, sehingga kita berada di posisi sebagai penonton permainan
Dikatakannya, pemerintah perlu mengetahui kebijakan perdagangan luar negeri, sehingga hal itu bisa menjadikan masukan penting dalam menentukan kebijakan dalam negeri.
Pelaku industri baja dalam negeri sebenarnya tidak meminta kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang sifatnya proteksi terhadap produk luar negeri untuk menjaga industri baja dalam negeri“Yang kita perlukan adalah suatu kondisi permainan yang sehatArtinya ketika kita berkompetisi, maka kita berkompetisi dengan cara yang sehat,” tuturnya.
Dicontohkannya, struktur kebijakan industri dalam negeri berbeda dengan negara lain, termasuk regulasi dukungan pemerintah dengan pemerintah luar negeri tidak samaDalam konteks ini kata Fahmi, diperlukan satu intensif tambahan bagi pelaku domestik, sehingga bisa berkompetisi dalam suasana yang seimbang"Pada saat suasana itu seimbang, maka potensi domestik, kita yakin sangat mampu bersaing dengan sangat baik," jelasnya.
Ditegaskannya, pemerintah harus secara konsisten mampu memperjuangankan kepentingan dalam negeri secara nyataDirinya melihat importir hampir sebahagian besar selalu mendapatkan insentif yang cukup baik dari pemerintahnya masing-masing, sementara kita sendiri tidak mendapatkan hal itu
"Jadi sebetulnya, sangat kita harapkan dari pemerintah, adalah sebuah insentif terhadap produk dalam negeriSeperti China, ketika ada produknya yang akan diekspor maka diberikan insentif pajak bagi eksportirIni adalah salah satu kemudahan yang diberikan pemerintahnya, kita sendiri tidak demikian," katanya
Meski demikian, lanjutnya, sebagai pelaku industri di Indonesia, pihaknya punya keyakinan akan membaiknya industri dalam negeri, sepanjang kebijakan itu telah berpihak kepada industri dalam negeriDengan lebih banyak berdialog kepada pihak-pihak pengambil kebijakan, di antaranya dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan(gus/fmc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apconex 2010 Sepakati SID
Redaktur : Auri Jaya