"Dengan beroperasinya trafo IBT ini, juga berpotensi mengurangi penggunaan BBM di PLTGU Muara Karang hingga 15 ribu kilo liter per bulan, dengan nilai penghematan diperkirakan mencapai Rp 50,4 miliar," ungkap Direktur Operasi (Dirop) Jawa-Bali PT PLN, Ngurah Adnyana, dalam peresmian pengoperasian trafo IBT di Gandul-Cinere, Selasa (14/12).
Di samping itu, lanjut Adnyana, dengan beroperasinya trafo IBT ini, juga tentunya akan lebih meningkatkan sekuriti suplai listrik pada sistem Jawa-Bali, khususnya Jakarta"Sekaligus juga, meningkatkan fleksibilitas manuver beban dengan sub-sistem lain pada sistem Jawa-Bali, jika terjadi gangguan," ungkapnya.
"Dengan tambahan tersebut, maka sistem kelistrikan Jawa-Bali yang telah terinterkoneksi melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 500 kV ini, akan semakin andal dengan cadangan daya yang cukup, dan mampu memenuhi permintaan masyarakat akan listrik," tambahnya.
Trafo raksasa ini, ungkap Adyana pula, merupakan bagian dari lima trafo yang dibeli PLN pada tahun 2010
BACA JUGA: Tahun Depan, USD = Rp 8.500
Kelimanya dipasang di lima GITET, masing-masing yakni Bekasi, Cibatu, Gandul, Kembangan dan CilegonBACA JUGA: UU Perkim Jamin Masyarakat Bawah Bisa Punya Rumah
Sedangkan trafo GITET di Kembangan, saat ini masih dalam proses pengiriman ke Indonesia," terangnya.Adnyana menambahkan, selama ini trafo-trafo IBT yang menyuplai listrik ke Jakarta, beroperasi tanpa adanya cadangan
"Di sisi transmisi, selain penambahan lima unit trafo IBT tersebut, juga terdapat tambahan 44 unit trafo 150 kilo Volt (kV) dan 70 kV, dengan total kapasitas 2.520 MVA
BACA JUGA: Bangun Depot BBM Non Subsidi Butuh Rp84,5 M
Di sisi distribusi, terdapat tambahan 7.317 unit trafo distribusi dengan total kapasitas 817,53 MVA," pungkas Adnyana, sambil menyebutkan bahwa saat ini beban puncak sistem Jawa-Bali adalah sekitar 18.100 MW, dengan beban puncak Jakarta sekitar 5.500 MW(yud/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Akui Belum Siap Secara Nasional
Redaktur : Tim Redaksi