PLN Seriusi Pembangklit Tenaga Surya

Lima Pulau jadi Proyek Percontohan

Minggu, 04 Juli 2010 – 11:17 WIB
Dirut PT PLN Dahlan Iskan. Foto : Wijaya Satria/Batam Pos/JPNN

BATAM - Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan, menyatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya memenuhi kebutuhan listrik di seluruh Indonesia, tak terkecuali di pulau-pulau terpencil, Menurut Dahlan, PLN telah mencanangkan proyek percontohan (pilot project) untuk mengatasi krisis listrik di pulau-pulau terpencil

Berbicara pada pada Rembuk Kelistrikan Nasional Menuju Indonesia Terang yang digelar Institut Lembang Sembilan (L9) bekerja sama dengan PT PLN di Hotel Nagoya Plasa, Batam, Sabtu (3/7), Dahlan mengatakan, upaya yang dilakukan PLN adalah dengan membangun pembangkit listrik tenaga matahari

BACA JUGA: Kerugian Kecelakaan KA di Madiun Capai Rp 8 Miliar



Disebutkannya, saat ini terdapat lima pulau terkenal di Indonesia yang jadi pilot project pembangkit listrik tenaga matahari, yakni Pulau Banda (Ambon), Bunaken (Sulut), Wakatobi (kendari), Gili Trawangan (Lombok) dan satu pulau satu pulau lainnya

Menurut Dahlan, pada akhir tahun ini pembangkit listrik tenaga matahari di lima pulau tersebut rampung
"Kalau berhasil, maka akan dipakai di semua pulau yang memang tak memungkinkan dibangun pembangkit listrik oakai energi primer lainnya seperti solar

BACA JUGA: JORR Beroperasi, Properti Meningkat

Jadi polanya udah ada," ujar Dahlan seperti dikutip Batam Pos (grup JPNN)


Ia mengakui, pembangkit listrik tenaga matahari itu sangat mahal

BACA JUGA: Banten Bangun Terminal LPG Terbesar

Meski demikian biayanya masih lebih mahal pembangkit listrik yang menggunakan energi primer BBM dan Batubara

Dahlan juga mengatakan, strategi PLN dalam membangun pembangkit tenaga matahari dilakukan terkonsentrasi di suatu tempat"Saya tak mau tak terkonentrasi, karena proyek ini bisa rusak karena tak dirawat," katanya

"Kalau terkonsentrasi di satu pulau, kita sudah siapkan spare part, mendidik masyarakat, tenaga teknis kita siapkan, maka penanganannya lebih gampang," katanya lagi.

Bagaimana dengan pembangkit tenaga angin? Di Indonesia, kata Dahlan, kecepatan anginnya kurang mendukung untuk menggerakkan pembangkit"Rata-rata 3-4 knot, maksimum 8 knot, tapi tak tentuPadahal butuh kecepatan minimal 8 knot untuk pembangkit tenaga angin," katanya.(nur/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Palsukan Sertifikat Halal, Daging AS-Kanada Diblokir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler