PM Norwegia Janjikan Perubahan Lebih Terbuka

Komisi 22 Juli Jawab Kritikan Lamban

Jumat, 29 Juli 2011 – 22:18 WIB
OSLO - Pemerintah Norwegia telah membentuk komisi khusus untuk menyelidiki dua serangan maut di negeri itu pada 22 Juli laluKemarin (28/7) Perdana Menteri (PM) Jens Stoltenberg mengumumkan terbentuknya Komisi 22 Juli

BACA JUGA: Pangkalan AL Meledak, Para Menteri Siprus Mundur

Selain menginvestigasi aksi serangan ganda yang telah menewaskan 76 orang tersebut, komisi itu juga bertugas menganalisisnya.

"Komisi ini bukan tim yang hanya bekerja cepat untuk menuntaskan penyelidikan," kata pemimpin 52 tahun itu dalam jumpa pers di kediamannya kemarin
Karena itu, dia meminta warga memberikan kesempatan kepada komisi tersebut supaya bekerja secara maksimal

BACA JUGA: Mubarak Mulai Jalani Sidang Pekan Depan

Yakni, dengan menghormati dan menghargai cara kerja komisi independen tersebut.

Untuk kepentingan investigasi, komisi itu bakal bekerja sama dengan lembaga terkait lain
Di antaranya, kepolisian dan intelijen Norwegia yang sudah lebih dulu menangani kasus tersebut

BACA JUGA: Waspadai Bom, Oslo Siaga Lagi

Selama melakukan penyelidikan, Komisi 22 Juli wajib memberitahukan perkembangan penting yang terjadi terkait aksi nekat Anders Behring Breivik tersebut.

"Penting bagi pemerintah untuk mengetahui segala hal terkait insiden ituDengan begitu, kami bisa mengantisipasi segala kemungkinan di masa mendatang dan tentu belajar pula dari pengalaman itu," papar StoltenbergMelalui Komisi 22 Juli, dia berusaha membendung kritik bertubi-tubi yang menerpa pemerintahannyaTerutama terkait soal lambannya respon terhadap insiden di Pulau Utoeya yang merenggut 69 nyawa.

Menurut Stoltenberg, insiden ganda itu menjadi momen yang tepat bagi perubahan di Norwegia"Mulai sekarang, Norwegia akan menjadi negara yang lebih terbuka, lebih demokratis, dan memberikan lebih banyak peluang bagi rakyat untuk terlibat dalam pemerintahan," urainyaSelain itu, pemerintah juga akan lebih memperhatikan suara rakyat dan menjunjung tinggi kebebasan berpendapat.

Sementara itu, pada Rabu lalu (27/7), Kepolisian Oslo merilis lagi nama 13 korban jiwaSehari sebelumnya, pihak berwajib telah merilis empat namaSepuluh di antaranya adalah remajaYang paling muda diidentifikasi sebagai Sharidyn Svebakk-Bohn, 14Sebanyak 13 korban tersebut adalah peserta perkemahan pemuda yang diselenggarakan Partai Buruh di Pulau Utoeya.

Kemarin, Stoltenberg berjanji akan menanggung seluruh biaya pemakaman para korbanSebanyak 76 orang yang tewas dalam dua insiden di dua tempat berbeda itu akan dimakamkan di lokasi khusus yang disediakan pemerintahLokasi pemakaman akan menjadi monumen nasional untuk mengenang peristiwa terburuk dalam sejarah Norwegia itu.

Selain itu, pemerintah juga akan memberikan santunan dan kompensasi kepada seluruh korban, baik korban yang tewas maupun terlukaKepolisian nasional Norwegia juga akan menciptakan 100 jabatan baru untuk mengantisipasi serangan semacam itu di masa mendatang"Kami akan menyiapkan dana 20 juta kroner (sekitar Rp 31,4 miliar) untuk menciptakan posisi baru itu," ujar jubir kepolisian nasional Norwegia.

Secara terpisah, untuk kali pertama, media menyiarkan komentar perdana Breivik setelah tertangkap pada Jumat lalu (22/7)"Saya sudah menuntaskannya," tutur pria 32 tahun itu seperti disiarkan stasiun televisi lokal kemarinKomentar itu terlontar dua menit setelah polisi meringkus BreivikRencananya, penyidik akan menginterogasi lagi pria yang mengklaim sebagai anggota jaringan anti Islam di Eropa tersebut(AP/AFP/BBC/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir-Longsor Terjang Korsel, 32 Tewas, 10 Hilang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler