PMKRI Serukan Perdamaian Abadi di Timur Tengah

Senin, 07 Oktober 2024 – 00:46 WIB
Presidium Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) Periode 2024 – 2026 Ferdinandus Wali Ate. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Presidium Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) Periode 2024 – 2026 Ferdinandus Wali Ate menyerukan perdamaian abadi antara Palestina, Israel, dan Lebanon di tengah konflik berkepanjangan yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan mendalam.

Menurut Ferdinandus, kekerasan yang berlangsung di kawasan Timur Tengah harus segera diakhiri demi terciptanya stabilitas ekonomi dan keamanan. Dengan demikian akan tercipta masa depan yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat.

BACA JUGA: Menpora Dito: Kongres PMKRI Tahun 2024 di Merauke Berjalan Lancar dan Sukses

“Kami mendesak Palestina, Israel, dan Lebanon segera menghentikan segala bentuk kekerasan dan memulai upaya diplomatik serius untuk menyelesaikan konflik ini,” tegas Ferdinandus di Jakarta, Minggu (6/10).

Dia menekankan perdamaian sejati hanya dapat dicapai melalui dialog terbuka dan komitmen kuat dari semua pihak untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.

BACA JUGA: PMKRI Yogyakarta Kritik Rezim Jokowi yang Bagi-Bagi Izin Tambang kepada Ormas Keagamaan

Jangan Terprovokasi

Ferdinandus juga mengingatkan masyarakat di Indonesia agar tidak mudah terprovokasi oleh dinamika di luar konflik Gaza.

BACA JUGA: PMKRI Bersikap Tegas Soal Kabar Ormas Keagamanaan Dapat Jatah Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus

Menurut dia, ketegangan kini tidak hanya terbatas di Gaza, tetapi mulai memanas di berbagai kawasan lain.

“Kita harus tetap tenang dan bijaksana dalam menyikapi perkembangan isu internasional. Provokasi eksternal tidak boleh memperkeruh situasi yang sudah sangat kompleks dan dinamis ini," ujarnya.

Evaluasi Kinerja Diplomasi

Menurut Ferdinandus, hubungan diplomatik antarnegara di kawasan Timur Tengah masih kurang optimal dalam menciptakan perdamaian.

Dia menilai tindakan militer hanya memperburuk penderitaan rakyat sipil dan memperpanjang konflik.

Untuk itu, dia menyerukan perlunya inisiatif diplomatik yang lebih produktif dan mendorong keterlibatan negara-negara yang dapat berperan sebagai mediator dengan fokus pada solusi jangka panjang dan perdamaian yang berkelanjutan.

Ferdinandus juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif Indonesia dalam upaya perdamaian, sesuai dengan amanat UUD 1945 yang mengharuskan negara ini memperjuangkan kemerdekaan dan hak asasi bagi setiap bangsa.

“Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong solusi damai di Palestina dan Israel. Dengan pendekatan yang komprehensif, termasuk mempertimbangkan sejarah, sosiologi, budaya, dan hukum internasional, kita dapat berperan lebih bijaksana dalam menemukan jalan keluar bagi konflik ini," ujarnya.

Perlindungan HAM dan Warga Sipil

Ferdinandus juga menekankan baik Palestina, Israel, maupun Lebanon memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi warga sipil dari kekerasan yang terus berlangsung.

Menurutnya, langkah menuju perdamaian sejati harus mencakup penghormatan terhadap hak asasi manusia dan penghentian aksi militer yang mengganggu stabilitas kawasan.

Ferdinandus menyerukan kepada komunitas internasional dan semua pihak yang terlibat untuk memperkuat dialog yang konstruktif, memperjuangkan keadilan dan menjaga stabilitas di Timur Tengah.

"Hanya dengan komitmen bersama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih damai bagi semua pihak yang terlibat," ujar Ferdinandus.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
perdamaian   PP PMKRI   PMKRI   dialog  

Terpopuler